Senin, 20 Juni 2011

Yaaa Ukhta Harun

Katagori : Bimbingan Tauhid


Kali ini kita akan membahas mengenai tudingan para penginjil yang biasa mempelajari Islamologi nisbi mengenai ungkapan di Al Quran, lebih tepatnya di dalam surat Maryam ayat 28, yang berbunyi:

Hai saudara perempuan Harun, ayahmu sekali-kali bukanlah seorang yang jahat dan ibumu sekali-kali bukanlah seorang pezina". (Q.S. Maryam: 28).

Oleh para penginjil seperti Suradi Ben Abraham, Robert Morey, Petrus Salindeho, Amos Poernama Winangun ayat tersebut di jadikan bahan ejekan terhadap Al Quran. Menurut mereka Al Quran mengandung data-data yang kurang valid karena di dalamnya terdapat informasi mengenai Maryam yang bersaudara dnegan Harun, menurut mereka bagaimana mungkin Maryam ibunda dari Yesus al Masih bersaudara dengan Harun, sedangkan Harun sudah meninggal ribuan tahun yang lalu. Bahkan mereka kadang-kadang mengklaim bahwa ayat tersebut sebagai ayat gacoan untuk menghancurkan Islam lewat metode Penginjilan berbasis Al Quran.

Sebagai umat islam, kita harus arif dan bijaksana dalam membantah pendapat mereka. Sesuai dengan firman Allah:

“Serulah mereka ke dalam jalan Tuhanmu dengan cara yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan hikmah” . (Q.S. An Nahl: 125).

Di dalam tradisi dan ilmu bahasa Semitik, yaitu Israel dan Arab yang berbahasa Ibrani dan Arab, hal yang demikian ini adalah sesuatu yang wajar dan lumrah. Jadi ungkapan diatas adalah contoh kelumrahan dalam bahasa dan komunikasi di dalam lingkup Timur Tengah; orang Israel dan Arab tidak akan kaget dengan bahasa seperti itu. Beda dengan agama Kristen yang lahir di Antiokhia yang injilnya berbahasa Letterlijk, yang tak mengenal bahasa Liturgi seperti diatas. Contohnya adalah di dalam kitab Perjanjian Lama (kitabnya Yahudi) perihal ungkapan yang demikian:

“Seorang nabi dari tengah-tengahmu, dari antara saudara-saudaramu, sama seperti aku, akan dibangkitkan bagimu oleh TUHAN, Allahmu; dialah yang harus kamu dengarkan”. (Ulangan 18:15).

Nabi Musa berucap demikian, yang kalau kita cermati menubuatkan seorang nabi yang diantara Bani Israel yang sama seperti dirinya. Jika secara letterlijk kita maknai ayat tersbut tanpa mengindahkan gaya bahasa Semitik, maka ayat tersebut akan menubuatkan saudara kandung Nabi Musa yang akan jadi nabi.

Selain itu, di dalam King James Version, kita jumpai pula sebuah ayat di dalam Injil Lukas:

“There was in the days of Herode the king of Judea,theer was a certaine Priest, named Zacharias, of the course of Abia, and his wife was of the daughters of Aaron , and her name was Elizabeth”. (Gospel of Luke 1:5).

Dapat kita ambil terjemahan dari ayat diatas,: Pada zaman Herodes, raja Yudea, adalah seorang Imam yang bernama Zakariya dari rombongan Abia, dan istrinya adalah salah satu anak perempuan dari anak-anak Harun, namanya Elisabet. Elisabet pada teks inggris standar Holy Bible King James Version ditulis sebagai anak perempuan Harun, sekarang bagaimana mungkin Harun yang sezaman dengan Musa mempunyai anak bernama Elisabet, tentunya ayat tersebut bukanlah makna Letterlijk (makana bebas) dari Injil Lukas. Dan yang sangat aneh adalah Perjanjian Baru cetakan LAI (Lembaga Alkitab Indonesia) menyunat terjemahan ayat tersebut menjadi “keturunan Harun”, kita tentu bingung LAI yang tidak bisa berbahasa Inggris atau mata kita yang rabun dalam mebaca ayat tersebut serta menerjemahkannya.

Sekarang siapa Harun itu sejatinya, di dalam kitab Perjanjian Lama kita dapat dengan mudah mengetahui bahwa Harun merupakan saudara nabi Musa yang diangkat menjadi nabi atas permintaan nabi Musa. Musa dan Harun berasal dari suku Lewi, jadi Musa dan Harun adalah Bani Israel dari suku Lewi, suku terhormat tempat para Imam Besar Israel. Di dalam kitab tadi dijelaskan bahwasanya Elisabet merupakan anak perempuan atau dalam bahasa Semitiknya merupakan keturnan, terlepas dari salah terjemah dan interpolasi terjemah dari LAI. Penggunaan saudara dan anak dalam bani Isarel dapat kita artikan sebagai keturunan.

Adapun Maryam di dalam ayat 28 surat Maryam, menjelaskan bahwasanya Maryam merupakan keturunan Harun dari suku Lewi, karena di dalam Injil Lukas pasal 1 ayat 36 di jelaskan bahwa Maryam masih merupakan sanak dari Elisabet yang notabene keturnan Harun, yaitu keturunan suku Lewi.

“Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, iapun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut mandul itu”. (Injil Lukas 1:36).

Jelaslah bahwa Nabi Isa Al-Masih bukanlah keturunan Nabi Daud yang Yahudi (Yahudi merupakan sebutan bagi keturunan Yehuda, putera Nabi Yakub atau Israel), meskipun Matius dan Lukas jungkir-balik berusaha menjelaskan hal itu dengan silsilah yang berbeda-beda. Dengan kata lain, Isa Al-Masih bukanlah Bani Israil suku Yehuda. Beliau adalah Bani Israil suku Lewi, sesuai dengan garis keturunan Siti Maryam r.a. yang serumpun dengan Nabi Musa dan Nabi Harun. Imam-imam Bani Israil umumnya memang dari suku Lewi. Menurut Al-Qur’an Surat Ali Imran ayat 33-35, Nabi Isa Al-Masih dan ibu beliau Siti Maryam adalah keturunan Imran, ayahanda Nabi Musa dan Nabi Harun, yang jelas merupakan keluarga Lewi, bukan keluarga Yehuda. Sesuai dengan Keluaran pasal 2 ayat 1. hal ini menambah dan merehabilitasi nama Nabi Isa yang menurut silsilah Matius dan Lukas berikut adalah keturunan penzina:

Silsilah Menurut Injil Matius:

Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham.

Abraham memperanakkan Ishak, Ishak memperanakkan Yakub, Yakub memperanakkan Yehuda dan saudara-saudaranya,

Yehuda memperanakkan Peres dan Zerah dari Tamar, Peres memperanakkan Hezron, Hezron memperanakkan Ram,

Ram memperanakkan Aminadab, Aminadab memperanakkan Nahason, Nahason memperanakkan Salmon,

Salmon memperanakkan Boas dari Rahab, Boas memperanakkan Obed dari Rut, Obed memperanakkan Isai,

Isai memperanakkan raja Daud. Daud memperanakkan Salomo dari isteri Uria,

Salomo memperanakkan Rehabeam, Rehabeam memperanakkan Abia, Abia memperanakkan Asa,

Asa memperanakkan Yosafat, Yosafat memperanakkan Yoram, Yoram memperanakkan Uzia,

Uzia memperanakkan Yotam, Yotam memperanakkan Ahas, Ahas memperanakkan Hizkia,

Hizkia memperanakkan Manasye, Manasye memperanakkan Amon, Amon memperanakkan Yosia,

Yosia memperanakkan Yekhonya dan saudara-saudaranya pada waktu pembuangan ke Babel.

Sesudah pembuangan ke Babel, Yekhonya memperanakkan Sealtiel, Sealtiel memperanakkan Zerubabel,

Zerubabel memperanakkan Abihud, Abihud memperanakkan Elyakim, Elyakim memperanakkan Azor,

Azor memperanakkan Zadok, Zadok memperanakkan Akhim, Akhim memperanakkan Eliud,

Eliud memperanakkan Eleazar, Eleazar memperanakkan Matan, Matan memperanakkan Yakub,

Yakub memperanakkan Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus. (Injil Matius 1:1-16)


Silsilah Yesus Menurut Injil Lukas:

Ketika Yesus memulai pekerjaan-Nya, Ia berumur kira-kira tiga puluh tahun dan menurut anggapan orang, Ia adalah anak Yusuf, anak Eli,

anak Matat, anak Lewi, anak Malkhi, anak Yanai, anak Yusuf,

anak Matica, anak Amos, anak Nahum, anak Hesli, anak Nagai,

anak Maat, anak Matica, anak Simei, anak Yosekh, anak Yoda,

anak Yohanan, anak Resa, anak Zerubabel, anak Sealtiel, anak Neri,

anak Malkhi, anak Adi, anak Kosam, anak Elmadam, anak Er,

anak Yesua, anak Eliezer, anak Yorim, anak Matat, anak Lewi,

anak Simeon, anak Yehuda, anak Yusuf, anak Yonam, anak Elyakim,

anak Melea, anak Mina, anak Matata, anak Natan, anak Daud,

anak Isai, anak Obed, anak Boas, anak Salmon, anak Nahason,

anak Aminadab, anak Admin, anak Arni, anak Hezron, anak Peres, anak Yehuda,

anak Yakub, anak Ishak, anak Abraham, anak Terah, anak Nahor,

anak Serug, anak Rehu, anak Peleg, anak Eber, anak Salmon,

anak Kenan, anak Arpakhsad, anak Sem, anak Nuh, anak Lamekh,

anak Metusalah, anak Henokh, anak Yared, anak Mahalaleel, anak Kenan,

anak Enos, anak Set, anak Adam, anak Allah. (Injil Lukas 3: 23-28).

Dari segi silsilah yang berkontradiksi tersebut, silsilah tersebut justru menghancurkan kemuliaan nabi Isa karena keturunan penzinah, yaitu Yehuda dan Tamar dalam kitab Kejadian 38:13-16,28-29. adalah mustahil silsilah seorang nabi terhormat berasal dari silsilah penzina, dan lagi yang di sebut keturunan Yahudi itu sejatinya adalah Yusuf, bukan Maryam, karena Yesus bukanlah anak Yusuf yang berkebangsaan Yahudi, Maryam yang dari suku Lewi sduah hamil duluan atas kuasa Roh Kudus sebelum menikah dengan Yusuf. Sebaiknya para pendeta belajar lagi terhadap silsilah tersebut dan berusaha mencari bagaimana cara mengkompromikan silsilah tersebut agar jika terjadi debat terbuka tidak gugup berkeringat gara-gara mencari jawaban atas kompromi kontradiksi silsilah tersebut dan mempelajari bahasa dan tradisi Semitik agar tidak salah memahami bahasa keturunan kakak beradik Ismail dan Ishak ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

GHOSHOB

  Jika di pesantren, istilah ini sudah sangat familiar. Hanya saja pengertian dan prakteknya sesungguhnya ada perbedaan dari makna ghoshob s...