Rabu, 16 Juni 2010

SHALAT TARAWIH






Shalat tarawih adalah shalat sunat yang dilakukan hanya pada bulan ramadhan. Tarawih dalam bahasa Arab diartikan sebagai "waktu sesaat untuk istirahat".

Waktu pelaksanaan shalat sunnat ini adalah selepas isya', biasanya dilakukan secara berjama'ah di masjid.

Shalat ini boleh dilakukan sendirian ataupun berjamaah.

Waktu shalat tarawih adalah sesudah shalat isya samapai waktu fajar.

Jumlah rakaat yang pernah dilakukan oleh rasulullah ada 8 rakaat. Umar bin khatab mengerjakannya sampai 20 rakaat. Amalan umar bin khatab ini disepakati oleh ijma.

Niat Shalat:

Ushalli sunnatat taraawiihi rak'ataini (ma'muman/imaaman) lillahi ta'aalaa"

Artinya: "Aku niat Shalat Tarawih dua rakaat ( menjadi makmum/imam) karena Allah Ta'ala"

Walaupun demikian, ada beberapa cara dalam mengerjakan salat Tarawih, salah satunya dengan formasi 2 kali 4 rakaat masing masing dengan sekali salam setiap selesai 4 rakaat. Oleh karena itu, dalam niat shalat tarawih, niatnya disesuaikan menjadi "arbaa raka'ataini".


Keutamaan Shalat Tarawih

Ali bin Abi Thalib ra berkata: Nabi Muhammad saw ditanya tentang keutamaan-keutamaan tarawih di bulan Ramadhan. Kemudian beliau bersabda:

1. Orang mukmin keluar dari dosanya pada malam pertama, seperti saat dia dilahirkan oleh ibunya.
2. Dan pada malam kedua, ia diampuni, dan juga kedua orang tuanya, jika keduanya mukmin.
3. Dan pada malam ketiga, seorang malaikat berseru dibawah 'Arsy: "Mulailah beramal, semoga Allah mengampuni dosamu yang telah lewat."
4. Pada malam keempat, dia memperoleh pahala seperti pahala membaca Taurat, Injil, Zabur, dan Al-Furqan (Al-Quran).
5. Pada malam kelima, Allah Ta'ala memeberikan pahala seperti pahala orang yang shalat di Masjidil Haram, masjid Madinah dan Masjidil Aqsha.
6. Pada malam keenam, Allah Ta'ala memberikan pahala orang yang berthawaf di Baitul Makmur dan dimohonkan ampun oleh setiap batu dan cadas.
7. Pada malam ketujuh, seolah-olah ia mencapai derajat Nabi Musa a.s. dan kemenangannya atas Fir'aun dan Haman.
8. Pada malam kedelapan, Allah Ta'ala memberinya apa yang pernah Dia berikan kepada Nabi Ibrahin as
9. Pada malam kesembilan, seolah-olah ia beribadat kepada Allah Ta'ala sebagaimana ibadatnya Nabi saw.
10. Pada Malam kesepuluh, Allah Ta'ala mengaruniai dia kebaikan dunia dan akhirat.
11. Pada malam kesebelas, ia keluar dari dunia seperti saat ia dilahirkan dari perut ibunya.
12. Pada malam keduabelas, ia datang pada hari kiamat sedang wajahnya bagaikan bulan di malam purnama.
13. Pada malam ketigabelas, ia datang pada hari kiamat dalam keadaan aman dari segala keburukan.
14. Pada malam keempat belas, para malaikat datang seraya memberi kesaksian untuknya, bahwa ia telah melakukan shalat tarawih, maka Allah tidak menghisabnya pada hari kiamat.
15. Pada malam kelima belas, ia didoakan oleh para malaikat dan para penanggung (pemikul) Arsy dan Kursi.
16. Pada malam keenam belas, Allah menerapkan baginya kebebasan untuk selamat dari neraka dan kebebasan masuk ke dalam surga.
17. Pada malam ketujuh belas, ia diberi pahala seperti pahala para nabi.
18. Pada malam kedelapan belas, seorang malaikat berseru, "Hai hamba Allah, sesungguhnya Allah ridha kepadamu dan kepada ibu bapakmu."
19. Pada malam kesembilan belas, Allah mengangkat derajat-derajatnya dalam surga Firdaus.
20. Pada malam kedua puluh, Allah memberi pahala para Syuhada (orang-orang yang mati syahid) dan shalihin (orang-orang yang saleh).
21. Pada malam kedua puluh satu, Allah membangun untuknya sebuah gedung dari cahaya.
22. Pada malam kedua puluh dua, ia datang pada hari kiamat dalam keadaan aman dari setiap kesedihan dan kesusahan.
23. Pada malam kedua puluh tiga, Allah membangun untuknya sebuah kota di dalam surga.
24. Pada malam kedua puluh empat, ia memperoleh duapuluh empat doa yang dikabulkan.
25. Pada malam kedua puluh lima , Allah Ta'ala menghapuskan darinya azab kubur.
26. Pada malam keduapuluh enam, Allah mengangkat pahalanya selama empat puluh tahun.
27. Pada malam keduapuluh tujuh, ia dapat melewati shirath pada hari kiamat, bagaikan kilat yang menyambar.
28. Pada malam keduapuluh delapan, Allah mengangkat baginya seribu derajat dalam surga.
29. Pada malam kedua puluh sembilan, Allah memberinya pahala seribu haji yang diterima.
30. Dan pada malam ketiga puluh, Allah ber firman : "Hai hamba-Ku, makanlah buah-buahan surga, mandilah dari air Salsabil dan minumlah dari telaga Kautsar. Akulah Tuhanmu, dan engkau hamba-Ku."

Asmaul Husna ( أسماء الحسنى )






Nama-nama Allah dapat kita temukan dalam al-Quran dengan sebutan Asma’ul Husna, sebagaimana yang tertera dalam surat berikut:

Allah memiliki Asma' ul Husna, maka memohonlah kepada-Nya dengan menyebut nama-nama yang baik itu… (QS Al-A'raaf : 180)

Asma'ul husna adalah nama-nama Allah yang indah dan baik. Asma berarti nama dan husna berati yang baik atau yang indah. jadi, Asma'ul Husna adalah nama nama milik Allah ta'ala yang baik lagi indah.

Dengan berzikir menyebut nama Allah, insya Allah kita akan senantiasa menjadi orang yang dekat dengan-Nya. Kita boleh berzikir dengan nama Allah yang mana saja, termasuk juga dengan meminta/berdoa kepada Allah.

Kita bisa mengucapakan Ya Rahman, Ya Aziz, Ya Jabbar, Ya Muqtadir, dan lain sebagainya. Namun, hati-hati dengan literatur yang menyebutkan bahwa untuk mencapai tujuan tertentu, diharuskan membaca sebuah nama Allah dengan syarat-syarat tertentu, misalnya saja untuk mengalirkan rezeki kita diharuskan membaca asma Ya Razaqu sebanyak 1000X seusai shalat Isya selama seminggu. Hal seperti itu tidak dicontohkan oleh rasulullah. Salah-salah, dengan mengamalkan hal tersebut, kita terjeremus kepada kemusyrikan.

Seharusnya, yang baik adalah, berdoa kepada Allah dengan nama Allah yang mana saja, namun tanpa persyaratan berapa kali membacanya, atau persyaratan lainnya.

Karena inti doa adalah, permohonan kepada Allah semata, yang Maha Berkuasa atas segala hal dan Maha Penentu setiap kejadian. Maka, sepatutnyalah kita menyandarkan diri hanya kepada-Nya semata.

99 Nama-nama Allah (Asma’ul husna)

No NAMA ARTI
1 Allah -
2 Ar Rahman Yang Memiliki Mutlak sifat Pengasih
3 Ar Rahiim Yang Memiliki Mutlak sifat Penyayang
4 Al Malik Yang Memiliki Mutlak sifat Merajai/Memerintah
5 Al Quddus Yang Memiliki Mutlak sifat Suci
6 As Salaam Yang Memiliki Mutlak sifat Memberi Kesejahteraan
7 Al Mu`min Yang Memiliki Mutlak sifat Memberi Keamanan
8 Al Muhaimin Yang Memiliki Mutlak sifat Pemelihara
9 Al `Aziiz Yang Memiliki Mutlak Kegagahan
10 Al Jabbar Yang Memiliki Mutlak sifat Perkasa
11 Al Mutakabbir Yang Memiliki Mutlak sifat Megah, Yang Memiliki Kebesaran
12 Al Khaliq Yang Memiliki Mutlak sifat Pencipta
13 Al Baari` Yang Memiliki Mutlak sifat Yang Melepaskan (Membuat, Membentuk, Menyeimbangkan)
14 Al Mushawwir Yang Memiliki Mutlak sifat Yang Membentuk Rupa (makhluknya)
15 Al Ghaffaar Yang Memiliki Mutlak sifat Pengampun
16 Al Qahhaar Yang Memiliki Mutlak sifat Memaksa
17 Al Wahhaab Yang Memiliki Mutlak sifat Pemberi Karunia
18 Ar Razzaaq Yang Memiliki Mutlak sifat Pemberi Rejeki
19 Al Fattaah Yang Memiliki Mutlak sifat Pembuka Rahmat
20 Al `Aliim Yang Memiliki Mutlak sifat Mengetahui (Memiliki Ilmu)
21 Al Qaabidh Yang Memiliki Mutlak sifat Yang Menyempitkan (makhluknya)
22 Al Baasith Yang Memiliki Mutlak sifat Yang Melapangkan (makhluknya)
23 Al Khaafidh Yang Memiliki Mutlak sifat Yang Merendahkan (makhluknya)
24 Ar Raafi` Yang Memiliki Mutlak sifat Yang Meninggikan (makhluknya)
25 Al Mu`izz Yang Memiliki Mutlak sifat Yang Memuliakan (makhluknya)
26 Al Mudzil Yang Memiliki Mutlak sifat Yang Menghinakan (makhluknya)
27 Al Samii` Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Mendengar
28 Al Bashiir Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Melihat
29 Al Hakam Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Menetapkan
30 Al `Adl Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Adil
31 Al Lathiif Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Lembut
32 Al Khabiir Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Mengetahui Rahasia
33 Al Haliim Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Penyantun
34 Al `Azhiim Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Agung
35 Al Ghafuur Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Pengampun
36 As Syakuur Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Pembalas Budi (Menghargai)
37 Al `Aliy Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Tinggi
38 Al Kabiir Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Besar
39 Al Hafizh Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Menjaga
40 Al Muqiit Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Pemberi Kecukupan
41 Al Hasiib Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Membuat Perhitungan
42 Al Jaliil Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Mulia
43 Al Kariim Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Pemurah
44 Ar Raqiib Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Mengawasi
45 Al Mujiib Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Mengabulkan
46 Al Mujiib Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Luas
47 Al Waasi` Yang Memiliki Mutlak sifat Maka Bijaksana
48 Al Hakiim Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Pencinta
49 Al Majiid Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Mulia
50 Al Baa`its Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Membangkitkan
51 As Syahiid Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Menyaksikan
52 Al Haqq Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Benar
53 Al Wakiil Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Memelihara
54 Al Qawiyyu Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Kuat
55 Al Matiin Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Kokoh
56 Al Waliyy Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Melindungi
57 Al Hamiid Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Terpuji
58 Al Mushii Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Mengkalkulasi
59 Al Mubdi` Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Memulai
60 Al Mu`iid Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Mengembalikan Kehidupan
61 Al Muhyii Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Menghidupkan
62 Al Mumiitu Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Mematikan
63 Al Hayyu Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Hidup
64 Al Qayyuum Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Mandiri
65 Al Waajid Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Penemu
66 Al Maajid Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Mulia
67 Al Wahiid Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Esa
68 As Shamad Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Dibutuhkan, Tempat Meminta
69 Al Qaadir Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Menentukan, Maha Menyeimbangkan
70 Al Muqtadir Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Berkuasa
71 Al Muqaddim Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Mendahulukan
72 Al Mu`akkhir Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Mengakhirkan
73 Al Awwal Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Awal
74 Al Aakhir Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Akhir
75 Az Zhaahir Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Nyata
76 Al Baathin Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Ghaib
77 Al Waali Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Memerintah
78 Al Muta`aalii Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Tinggi
79 Al Barri Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Penderma
80 At Tawwaab Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Penerima Tobat
81 Al Muntaqim Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Penyiksa
82 Al Afuww Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Pemaaf
83 Ar Ra`uuf Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Pengasih
84 Malikul Mulk Yang Memiliki Mutlak sifat Penguasa Kerajaan (Semesta)
85 Dzul Jalaali Wal Ikraam Yang Memiliki Mutlak sifat Pemilik Kebesaran dan Kemuliaan
86 Al Muqsith Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Adil
87 Al Jamii` Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Mengumpulkan
88 Al Ghaniyy Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Berkecukupan
89 Al Mughnii Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Memberi Kekayaan
90 Al Maani Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Mencegah
91 Ad Dhaar Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Memberi Derita
92 An Nafii` Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Memberi Manfaat
93 An Nuur Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Bercahaya (Menerangi, Memberi Cahaya)
94 Al Haadii Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Pemberi Petunjuk
95 Al Baadii Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Pencipta
96 Al Baaqii Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Kekal
97 Al Waarits Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Pewaris
98 Ar Rasyiid Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Pandai
99 As Shabuur Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Sabar

SHALAT WITIR






Shalat Witir adalah shalat sunnat dengan rakaat ganjil yang dilakukan setelah melakukan shalat lainnya di waktu malam. Hal ini didasarkan pada hadits Nabi Muhammad saw:

"Sesungguhnya Allah adalah witir (ganjil) dan mencintai witir.” (HR Abu Daud)

"Jadikanlah witir akhir shalat kalian di waktu malam." (HR Bukhari)

"Barang siapa takut tidak bangun di akhir malam, maka witirlah pada awal malam, dan barang siapa berkeinginan untuk bangun di akhir malam, maka witirlah di akhir malam, karena sesungguhnya shalat pada akhir malam masyhudah (disaksikan.)" (HR Muslim)

Waktu shalat witir adalah setelah shalat isya sampai terbit fajar, dan biasanya shalat witir itu dirangkaikan dengan shalat tarawih. Bilangan rakaatnya adalah 1 rakaat, atau 3, 5, 7, 9, dan 11. Kalau melaksanakan shalat witirnya banyak, boleh dikerjakan dua rakaat satu salam, kemudian yang terakhir satu rakaat dengan satu salam. Jumlah sebelas rakaat sudah cukup, dan inilah yang dukerjakan oleh Rasulullah saw, sebagaimana dinyatakan oleh Aisyah ra, yang artinya:

“Tidaklah Rasulullah saw melebihi shalat malam (witir) melebihi dari sebelas rakaat.”

Pada bulan Ramadhan setelah 15 Ramadhan, disunahkan pada rakaat yang terakhir witir, yakni sesudah I’tidal pada rakaa terakhir, disunahkan membaca qunut, dan sesudahnya lalu selesaikanlah sampai salam.

Niat shalat witir 1 rakaat:

Ushallii sunnatal-witri rak’atan lillaahi ta’aalaa

Artinya: “Aku niat shalat sunah witir satu rakaat karena Allah Ta’ala.”

Doa sesudah shalat witir

Allahumma innaa nas’aluka iimaanan daa’iman. Wa nas’aluka qalban khaasyi’an wa nas’aluka ‘ilman naafi’an. Wa nas’aluka yaqiinan shaadiqan. Wa nas’aluka ‘amalan shaalihan. Wa nas’aluka dinan qayyiman. Wa nas’aluka khairan katsiiran. Wa nas’alukal-‘afwa wal-‘aafiyah. Wa nas’aluka tamaamal-‘aafiyah. Wa nas’alukasy-syukra ‘alal-‘aafiyati wa nas’alukal-ghinaa’a ‘anin-naas. Allahumma rabbanaa taqabbal minnaa shalaatanaa wa shiyaamanaa wa qiyaamanaa wa takhasysyu’anaa wa tadharru’anaa wa ta’abbudanaa wa tammim taqshiiranaa yaa Allaah ya Allaah ya Allaah ya arhamar-raahimiin. Wa shallallahu ‘alaa khairi khalqihi Muhammadin wa a’alaa aalihi wa shahbihii ajma’iina walhamdulillahi rabbil-‘aalamiin.

Artinya: “Ya Allah ya Tuhan kami, kami memohon kepada-Mu (mohon diberi) iman yang langgeng, dan kami mohon kepada-Mu hati kami yang khusyuk, dan kami mohon kepada-Mu diberi-Nya ilmu yang bermanfaat, dan kami mohon ditetapkannya keyakinan yang benar, dan kami mohon (dapat melaksanakan) amal yang shaleh, dan kami mohon tetap dalam dalam agama Islam, dan kami mohon diberinya kebaikan yang melimpah-limpah, dan kami mohon memperoleh ampunan dan kesehatan, dan kami mohon kesehatan yang sempurna, dan kami mohon mensyukuri atas kesehatan kami, dan kami mohon kecukupan. Ya Allah, Ya Tuhan kami, terimalah shalat kami, puasa kami, rukuk kami, dan khusyuk kami dan pengabdian kami, dan sempurnakanlah apa yang kami lakukan selama shalat ya Allah, ya Allah, ya Allah Dzat Yang Maha Pengasih dan Penyayang.”

GHOSHOB

  Jika di pesantren, istilah ini sudah sangat familiar. Hanya saja pengertian dan prakteknya sesungguhnya ada perbedaan dari makna ghoshob s...