Jumat, 28 Oktober 2011

KISAH YU TIMAH


28 Okt 2011

Kisah yang dituturkan oleh Bpk. Ahmad Tohari yang dimuat dikolom resonansi republika hari Senin, 18 Desember 2006, nyata-nyata telah membuat kita malu dimata Alloh akan rezekinya yang telah kita terima selama ini.

Ini kisah tentang Yu Timah. Siapakah dia? Yu Timah adalah tetangga kami. Dia salah seorang penerima program Subsidi Langsung Tunai (SLT) yang kini sudah berakhir. Empat kali menerima SLT selama satu tahun jumlah uang yang diterima Yu Timah dari pemerintah sebesar Rp 1,2 juta. Yu Timah adalah penerima SLT yang sebenarnya. Maka rumahnya berlantai tanah, berdinding anyaman bambu, tak punya sumur sendiri. Bahkan status tanah yang di tempati gubuk Yu Timah adalah bukan milik sendiri.

Usia Yu Timah sekitar lima puluhan, berbadan kurus dan tidak menikah. Barangkali karena kondisi tubuhnya yang kurus, sangat miskin, ditambah yatim sejak kecil, maka Yu Timah tidak menarik lelaki manapun. Jadilah Yu Timah perawan tua hingga kini. Dia sebatang kara. Dulu setelah remaja Yu Timah bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Jakarta. Namun, seiring usianya yang terus meningkat, tenaga Yu Timah tidak laku di pasaran pembantu rumah tangga. Dia kembali ke kampung kami. Para tetangga bergotong royong membuatkan gubuk buat Yu Timah bersama emaknya yang sudah sangat renta. Gubuk itu didirikan di atas tanah tetangga yang bersedia menampung anak dan emak yang sangat miskin itu.

Meski hidupnya sangat miskin, Yu Timah ingin mandiri. Maka ia berjualan nasi bungkus. Pembeli tetapnya adalah para santri yang sedang mondok di pesantren kampung kami. Tentu hasilnya tak seberapa. Tapi Yu Timah bertahan. Dan nyatanya dia bisa hidup bertahun-tahun bersama emaknya. Setelah emaknya meninggal Yu Timah mengasuh seorang kemenakan. Dia biayai anak itu hingga tamat SD. Tapi ini zaman apa. Anak itu harus cari makan. Maka dia tersedot arus perdagangan pembantu rumah tangga dan lagi-lagi terdampar di Jakarta. Sudah empat tahun terakhir ini Yu Timah kembali hidup sebatang kara dan mencukupi kebutuhan hidupnya dengan berjualan nasi bungkus. Untung di kampung kami ada pesantren kecil. Para santrinya adalah anak-anak petani yang biasa makan nasi seperti yang dijual Yu Timah.

Kemarin Yu Timah datang ke rumah saya. Saya sudah mengira pasti dia mau bicara soal tabungan. Inilah hebatnya. Semiskin itu Yu Timah masih bisa menabung di bank perkreditan rakyat syariah di mana saya ikut jadi pengurus. Tapi Yu Timah tidak pernah mau datang ke kantor. Katanya, malu sebab dia orang miskin dan buta huruf. Dia menabung Rp 5.000 atau Rp 10 ribu setiap bulan. Namun setelah menjadi penerima SLT Yu Timah bisa setor tabungan hingga Rp 250 ribu. Dan sejak itu saya melihat Yu Timah memakai cincin emas. Yah, emas. Untuk orang seperti Yu Timah, setitik emas di jari adalah persoalan mengangkat harga diri. Saldo terakhir Yu Timah adalah Rp 650 ribu.

Yu Timah biasa duduk menjauh bila berhadapan dengan saya. Malah maunya bersimpuh di lantai, namun selalu saya cegah.

”Pak, saya mau mengambil tabungan,” kata Yu Timah dengan suaranya yang kecil.

”O, tentu bisa. Tapi ini hari Sabtu dan sudah sore. Bank kita sudah tutup. Bagaimana bila Senin?”

”Senin juga tidak apa-apa. Saya tidak tergesa.”

”Mau ambil berapa?” tanya saya.

”Enam ratus ribu, Pak.”

”Kok banyak sekali. Untuk apa, Yu?” Yu Timah tidak segera menjawab. Menunduk, sambil tersenyum malu-malu.

”Saya mau beli kambing kurban, Pak. Kalau enam ratus ribu saya tambahi dengan uang saya yang di tangan, cukup untuk beli satu kambing.”

Saya tahu Yu Timah amat menunggu tanggapan saya. Bahkan dia mengulangi kata-katanya karena saya masih diam. Karena lama tidak memberikan tanggapan, mungkin Yu Timah mengira saya tidak akan memberikan uang tabungannya. Padahal saya lama terdiam karena sangat terkesan oleh keinginan Yu Timah membeli kambing kurban.

”Iya, Yu. Senin besok uang Yu Timah akan diberikan sebesar enam ratus ribu. Tapi Yu, sebenarnya kamu tidak wajib berkurban. Yu Timah bahkan wajib menerima kurban dari saudara-saudara kita yang lebih berada. Jadi, apakah niat Yu Timah benar-benar sudah bulat hendak membeli kambing kurban?”

”Iya Pak. Saya sudah bulat. Saya benar-benar ingin berkurban. Selama ini memang saya hanya jadi penerima. Namun sekarang saya ingin jadi pemberi daging kurban.”

”Baik, Yu. Besok uang kamu akan saya ambilkan di bank kita.

”Wajah Yu Timah benderang. Senyumnya ceria. Matanya berbinar. Lalu minta diri, dan dengan langkah-langkah panjang Yu Timah pulang.

Setelah Yu Timah pergi, saya termangu sendiri. Kapankah Yu Timah mendengar, mengerti, menghayati, lalu menginternalisasi ajaran kurban yang ditinggalkan oleh Kanjeng Nabi Ibrahim? Mengapa orang yang sangat awam itu bisa punya keikhlasan demikian tinggi sehingga rela mengurbankan hampir seluruh hartanya? Pertanyaan ini muncul karena umumnya ibadah haji yang biayanya mahal itu tidak mengubah watak orangnya. Mungkin saya juga begitu. Ah, Yu Timah, saya jadi malu. Kamu yang belum naik haji, atau tidak akan pernah naik haji, namun kamu sudah jadi orang yang suka berkurban. Kamu sangat miskin, tapi uangmu tidak kaubelikan makanan, televisi, atau pakaian yang bagus. Uangmu malah kamu belikan kambing kurban. Ya, Yu Timah. Meski saya dilarang dokter makan daging kambing, tapi kali ini akan saya langgar. Saya ingin menikmati daging kambingmu yang sepertinya sudah berbau surga. Mudah-mudahan kamu mabrur sebelum kamu naik haji.

Selasa, 23 Agustus 2011

Bocah Misterius di Bulan Ramadhan

بسم الله الرحمن الرحيم
Beberapa tahun silam saya menemukan di sebuah milis posting menarik dan menggugah bertajuk “Bocah Misterius”. Karena itu saya merasa perlu mempublishnya lagi di Ramadhan ini.

Bocah itu menjadi pembicaraan dikampung. Sudah tiga hari ini ia mondar-mandir keliling kampung. Menggoda anak-anak sebayanya, menggoda anak-anak remaja diatasnya, dan bahkan orang-orang tua.

Sungguh menyebalkan, anak itu menggoda dengan berjalan kesana kemari sambil tangan kanannya memegang roti isi daging yang tampak coklat menyala. Sementara tangan kirinya memegang es kelapa, lengkap dengan tetesan air dan butiran-butiran es yang melekat diplastik es tersebut.

Pemandangan tersebut menjadi hal biasa bila orang-orang kampung melihatnya bukan pada bulan puasa! Tapi ini justru terjadi ditengah hari pada bulan puasa! Pemandangan itu semakin bertambah tidak biasa, karena kebetulan selama tiga hari semenjak bocah itu ada, matahari dikampung itu lebih terik dari biasanya.

Seorang pengurus masjid mendapat laporan dari orang-orang kampong mengenai bocah itu. Mereka tidak berani melarang bocah kecil itu. Pernah ada yang melarangnya, tapi orang itu kemudian dibuat mundur ketakutan sekaligus keheranan. Setiap dilarang, bocah itu akan mendengus dan matanya akan memberikan kilatan yang menyeramkan. Membuat mundur semua orang yang akan melarangnya.

Luqman memutuskan akan menunggu kehadiran bocah itu. Kata orang kampung, belakangan ini, setiap bakda zuhur, anak itu akan muncul secara misterius. Bocah itu akan muncul dengan pakaian lusuh yang sama dengan hari-hari kemarin dan akan muncul pula dengan es kelapa dan roti isi daging yang sama juga!

Tidak lama Luqman menunggu, bocah itu datang lagi. Benar, ia menari-nari dengan menyeruput es kelapa itu. Tingkah bocah itu jelas membuat orang lain menelan ludah. Luqman pun lalu menegurnya.. Cuma, ya itu tadi, bukannya takut, bocah itu malah mendelik hebat dan melotot, seakan-akan matanya akan keluar. “Bismillah.. .” ucap Luqman dengan kembali mencengkeram lengan bocah itu. Ia kuatkan mentalnya. Ia berpikir, kalau memang bocah itu bocah jadi-jadian, ia akan korek keterangan apa maksud semua ini.

Kalau memang bocah itu “bocah beneran” pun, ia juga akan cari keterangan, siapa dan dari mana sesungguhnya bocah itu. Mendengar ucapan bismillah itu, bocah tadi mendadak menuruti tarikan tangan Luqman. Luqman pun menyentak tanggannya, menyeret dengan halus bocah itu, dan membawanya ke rumah. Gerakan Luqman diikuti dengan tatapan penuh tanda tanya dari orang-orang yang melihatnya.

“Ada apa bapak melarang saya meminum es kelapa dan menyantap roti isi daging ini? Bukankah ini kepunyaan saya?” tanya bocah itu sesampainya di rumah Luqman, seakan-akan tahu bahwa Luqman akan bertanya tentang kelakuannya. Matanya masih lekat menatap tajam pada Luqman.

“Maaf ya, itu karena kamu melakukannya dibulan puasa,” jawab Luqman dengan halus,”apalagi kamu tahu, bukankah seharusnya kamu juga berpuasa? Kamu bukannya ikut menahan lapar dan haus, tapi malah menggoda orang dengan tingkahmu itu..” Sebenarnya Luqman masih akan mengeluarkan uneg-unegnya, mengomeli anak kecil itu. Tapi mendadak bocah itu berdiri sebelum Luqman selesai. Ia menatap Luqman lebih tajam lagi, dan tiba tiba berkata dengan lantang.

“Itu kan yang kalian lakukan juga kepada kami semua!
Bukankah kalian yang lebih sering melakukan hal ini ketimbang saya..?!
Kalian selalu mempertontonkan kemewahan ketika kami hidup dibawah garis kemiskinan pada sebelas bulan diluar bulan puasa?
Bukankah kalian yang lebih sering melupakan kami yang kelaparan, dengan menimbun harta sebanyak-banyaknya dan melupakan kami?
Bukankah kalian juga yang selalu tertawa dan melupakan kami yang sedang menangis?
Bukankah kalian yang selalu berobat mahal bila sedikit saja sakit menyerang, sementara kalian mendiamkan kami yang mengeluh kesakitan hingga kematian menjemput ajal..?!
Bukankah juga di bulan puasa ini hanya pergeseran waktu saja bagi kalian untuk menahan lapar dan haus? Ketika bedug maghrib bertalu, ketika azan maghrib terdengar, kalian kembali pada kerakusan kalian…!?” Bocah itu terus saja berbicara tanpa memberi kesempatan pada Luqman untuk menyela.

Tiba-tiba suara bocah itu berubah. Kalau tadinya ia berkata begitu tegas dan terdengar “sangat” menusuk, kini ia bersuara lirih, mengiba.

“Ketahuilah pak.., kami ini berpuasa tanpa ujung, kami senantiasa berpuasa meski bukan waktunya bulan puasa, lantaran memang tidak ada makanan yang bisa kami makan. Sementara Tuan hanya berpuasa sepanjang siang saja.

Dan ketahuilah juga, justru bapak dan orang-orang di sekeliling bapak lah yang menyakiti perasaan kami dengan berpakaian yang luar biasa mewahnya, lalu kalian sebut itu menyambut Ramadhan dan ‘Idul Fithri?

Bukankah kalian juga yang selalu berlebihan dalam mempersiapkan makanan yang luar biasa bervariasi banyaknya, segala rupa ada, lantas kalian menyebutnya dengan istilah menyambut Ramadhan dan ‘Idul Fithri?

Pak.., sebelas bulan kalian semua tertawa di saat kami menangis, bahkan pada bulan Ramadhan pun hanya ada kepedulian yang seadanya pula.
Pak.., kalianlah yang melupakan kami, kalianlah yang menggoda kami, dua belas bulan tanpa terkecuali termasuk di bulan ramadhan ini. Apa yang telah saya lakukan adalah yang kalian lakukan juga terhadap orang-orang kecil seperti kami…!

Pak.., sadarkah Bapak akan ketidak abadian harta?
Sadarkah apa yang terjadi bila bapak dan orang-orang sekeliling bapak tertawa sepanjang masa dan melupakan kami yang semestinya diingat? Bahkan, berlebihannya bapak dan orang-orang di sekeliling bapak bukan hanya pada penggunaan harta, tapi juga pada dosa dan maksiat..

Tahukah Bapak akan adanya azab Tuhan yang akan menimpa?

Pak.., jangan merasa aman lantaran kaki masih menginjak bumi.
Jangan merasa perut kan tetap kenyang lantaran masih tersimpan pangan ‘tuk setahun,
Jangan pernah merasa matahari tidak akan pernah menyatu dengan bumi kelak….”

Entahlah apa yang ada di kepala dan hati Luqman. Kalimat demi kalimat meluncur deras dari mulut bocah kecil itu tanpa bisa dihentikan. Dan hebatnya, semua yang disampaikan bocah tersebut adalah benar adanya! Setelah berkata pedas dan tajam seperti itu, bocah itu pergi begitu saja meninggalkan Luqman yang dibuatnya terbengong-bengong.

Di kejauhan, Luqman melihat bocah itu menghilang bak ditelan bumi. Bocah itu benar-benar misterius! Dan sekarang ia malah menghilang! Luqman tidak mau main-main. Segera ia putar langkah, balik ke rumah. Ia ambil sajadah, sujud dan bersyukur.

Luqman berterima kasih kepada Allah yang telah memberikannya hikmah yang luar biasa. Luqman tidak mau menjadi bagian yang Allah sebut mati mata hatinya. Sekarang yang ada dipikirannya sekarang, entah mau dipercaya orang atau tidak, ia ingin sekali menjelaskan hikmah perkataan bocah tadi kepada semua orang yang dikenalnya, kepada sebanyak-banyaknya orang.

Jangan Benci Aku, Mama......

بسم الله الرحمن الرحيم
Dua puluh tahun yang lalu aku melahirkan seorang anak laki-laki, wajahnya lumayan tampan namun terlihat agak bodoh. Hasan, suamiku, memberinya nama Erik. Semakin lama semakin nampak jelas bahwa anak ini memang agak terbelakang. Aku berniat memberikannya kepada orang lain saja atau dititipkan di panti asuhan agar tidak membuat malu keluarga kelak.

Namun suamiku mencegah niat buruk itu. Akhirnya dengan terpaksa kubesarkan juga. Di tahun kedua setelah Erik dilahirkan, akupun melahirkan kembali seorang anak perempuan yang cantik mungil. Kuberi nama Angel. Aku sangat menyayangi Angel, demikian juga suamiku. Seringkali kami mengajaknya pergi ke taman hiburan & membelikannya pakaian anak-anak yang indah-indah.

Namun tidak demikian halnya dengan Erik. Ia hanya memiliki beberapa stel pakaian butut. Suamiku sebenarnya sudah berkali-kali berniat membelikannya, namun aku selalu melarangnya dengan dalih penghematan uang keluarga. Suamiku selalu menuruti perkataanku.

Saat usia Angel 2 tahun, Suamiku meninggal dunia. Erik sudah berumur 4 tahun kala itu. Keluarga kami menjadi semakin miskin dengan hutang yang semakin menumpuk. Akhirnya aku mengambil sebuah tindakan yang akan membuatku menyesal seumur hidup. Aku pergi meninggalkan kampung kelahiranku bersama Angel. Erik yang sedang tertidur lelap kutinggalkan begitu saja.

Kemudian aku memilih tinggal di sebuah rumah kecil setelah tanah kami laku terjual untuk membayar hutang. Setahun, 2 tahun, 5 tahun, 10 tahun.......... telah berlalu sejak kejadian itu.

Kini Aku telah menikah kembali dengan Beni, seorang pria dewasa yang mapan. Usia pernikahan kami telah menginjak tahun kelima. Berkat Beni, sifat-sifat burukku yang semula pemarah, egois, dan tinggi hati, berubah sedikit demi sedikit menjadi lebih sabar dan penyayang.

Angel kini telah berumur 12 tahun dan kami menyekolahkannya di asrama putri sekolah perawatan. Tidak ada lagi yang ingat tentang Erik dan tidak ada lagi yang mengingatnya. Sampai suatu malam. Malam di mana aku bermimpi tentang seorang anak. Wajahnya agak tampan namun tampak pucat sekali. Ia melihat ke arahku. Sambil tersenyum ia berkata, "Tante, Tante kenal mama caya? caya lindu cekali cama Mama!"

Setelah berkata demikian ia mulai beranjak pergi, namun aku menahannya,
"Tunggu..., sepertinya saya mengenalmu. Siapa namamu anak manis?"
"Nama caya Elik, Tante."
"Erik? Erik... Ya Tuhan! Kau benar-benar Erik?"

Aku langsung tersentak bangun. Rasa bersalah, sesal dan berbagai perasaan aneh lainnya menerpaku saat itu juga. Tiba-tiba terlintas kembali kisah ironis yang terjadi dulu, seperti sebuah film yang sedang diputar di kepala. Baru sekarang aku menyadari betapa jahatnya perbuatanku dulu. Rasanya seperti mau mati saja saat itu.

Ya, sepertinya saya memang harus mati..., mati..., mati... Ketika tinggal seinchi jarak pisau yang akan saya goreskan ke pergelangan tangan, tiba-tiba bayangan Erik melintas kembali di pikiranku. Ya Erik, Mama akan menjemputmu Erik...sabar ya nak...."

Sore itu aku memarkir mobil biruku di samping sebuah gubuk, dan Beni suamiku dengan pandangan heran menatapku dari samping. "Maryam, apa yang sebenarnya terjadi?"

"Oh, suamiku, kau pasti akan membenciku setelah kuceritakan hal yang telah kulakukan dulu." tetapi aku menceritakannya juga dengan terisak-isak.

Ternyata Tuhan sungguh baik kepadaku. Ia telah memberikan suami yang begitu baik dan penuh pengertian. Setelah tangisku reda, aku pun keluar dari mobil diikuti oleh suami dari belakang. Mataku menatap lekat pada gubuk yang terbentang dua meter didepan. Aku mulai teringat betapa gubuk itu pernah kutempati beberapa tahun lamanya dan Erik..... Erik......

Aku meninggalkan Erik di sana 10 tahun yang lalu. Dengan perasaan sedih aku pun berlari menghampiri gubuk tersebut dan membuka pintu yang terbuat dari bambu itu. Gelap sekali... Tidak terlihat sesuatu apa pun! Perlahan mataku mulai terbiasa dengan kegelapan dalam ruangan kecil itu.

Namun aku tidak menemukan siapa pun juga di dalamnya. Hanya ada sepotong kain butut tergeletak di lantai tanah. Aku mengambil seraya mengamatinya dengan seksama... Mataku mulai berkaca-kaca, aku mengenali betul potongan kain tersebut, itu bekas baju butut yang dulu dikenakan Erik sehari-hari, baju butut yang kadang aku sendiri jijik mencucinya......

Beberapa saat kemudian, dengan perasaan yang sulit dilukiskan, aku pun keluar dari ruangan itu... Air mataku mengalir dengan deras. Saat itu aku hanya diam saja. Sesaat kemudian aku dan suami mulai menaiki mobil untuk meninggalkan tempat tersebut. Namun, tiba - tiba aku melihat seseorang di belakang mobil kami. Aku sempat kaget sebab suasana saat itu gelap sekali. Kemudian terlihatlah wajah orang itu yang demikian kotor.

Ternyata ia seorang wanita tua. Kembali aku tersentak kaget manakala ia tiba-tiba menegur saya dengan suaranya yang parau.
"Heii...! Siapa kamu?! Mau apa kau ke sini?!"

Dengan memberanikan diri, aku pun bertanya, "Ibu, apa ibu kenal dengan seorang anak bernama Erik yang dulu tinggal di sini?"

Tiba - tiba Ia menjawab, "Kalau kamu ibunya, kamu sungguh perempuan terkutuk! Tahukah kamu, 10 tahun yang lalu sejak kamu meninggalkannya di sini, Erik terus menunggu ibunya seraya memanggil, 'Mamaaa..., Mamaaa!'

Karena tidak tega, saya terkadang memberinya makan & mengajaknya tinggal bersama saya. Walaupun saya orang miskin dan hanya bekerja sebagai pemulung sampah, namun saya tidak akan meninggalkan anak saya seperti itu! Tiga bulan yang lalu Erik meninggalkan secarik kertas ini. Ia belajar menulis setiap hari selama bertahun-tahun hanya untuk menulis ini untukmu....."

Saya pun membaca tulisan di kertas itu...
"Mama, mengapa Mama tidak pernah kembali lagi...? Mama benci ya sama Erik? Ma...., biarlah Erik yang pergi saja, tapi Mama harus berjanji ya, kalau Mama tidak akan benci lagi sama Eric. Udah dulu ya Ma, Erik sayaaaang sama Mama, ......"

Aku menjerit histeris membaca surat itu. "Bu, tolong katakan... katakan di mana ia sekarang? Aku berjanji akan meyayanginya sekarang! Aku tidak akan meninggalkannya lagi, Bu! Tolong katakan..!!" Suamiku memeluk tubuhku yang bergetar sangat keras.

"Nyonya, semua sudah terlambat. Sehari sebelum nyonya datang, Erik telah meninggalkan dunia. Ia meninggal persis di belakang gubuk ini. Tubuhnya sangat kurus, ia sangat lemah. Hanya demi menunggumu ia rela bertahan di belakang gubuk ini tanpa ia berani masuk ke dalamnya. Ia takut apabila Mama-nya datang, Mama-nya akan pergi lagi bila melihatnya ada di dalam sana ...

Ia hanya berharap dapat melihat Mamanya dari belakang gubuk ini... Meskipun hujan deras, dengan kondisinya yang lemah ia terus bersikeras menunggu Nyonya disana. Nyonya, dosa Anda sungguh tidak terampuni!"

Aku kemudian pingsan dan tidak ingat apa-apa lagi.

Senin, 22 Agustus 2011

Astaghfirullah, Ternyata Beginilah Potret TKW Indonesia di Arab Saudi yang Sebenarnya ??????


0diggsdigg
بسم الله الرحمن الرحيم
Selama ini kita selalu mendengar pemberitaan tentang TKW TKW di saudi dari satu pihak saja dan tidak mendengarkan langsung dari pihak majikan di saudi, berikut team situslakalaka mendapatkan artikel yang ditulis oleh majikan di saudi asal Indonesia yang bersuamikan orang arab tentang kebiasaan kebiasaan TKW Indonesia di saudi arabia yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya.

Seringkali saya membaca postingan rekan-rekan di media media cetak, tentang kisah-kisah pilu dan menyedihkan para TKW yang bekerja di Saudi Arabia. Kisah-kisah itu diangkat berdasarkan cerita para TKW ataupun hanya sebatas pengamatan selintas tentang keadaan para TKW saat mereka bertemu di mall-mall, restaurant ataupun di Rumah Sakit.

Perlakuan Tak Manusiawi Untuk Pahlawan devisa Di Bandara Keberangkatan
Sebetulnya kalau kita mau jujur terhadap diri kita sendiri. Para TKW/PRT itupun sudah diperlakukan tidak layak dan tidak manusiawi sejak sebelum keberangkatan mereka ke Saudi. Pernahkah teman-teman melihat pemandangan di bandara Soeta (Soekarno-Hatta), bagaimana para petugas, baik petugas dari PJTKI-nya atau petugas bandara memperlakukan para ‘pahlawan devisa’ itu yang akan diberangkatkan ke Saudi Arabia khususnya..??

Mereka digiring-giring seperti ternak. Seringkali mereka dibentak-bentak bahkan dicaci maki. Saya sering melihat pemandangan seperti itu, karena setiap 6 bulan sekali atau 1 tahun sekali saya pulang pergi Riyadh- jakarta, Jakarta-Riyadh. Pemandangan seperti itu, bukan pemandangan yang langka. Para TKW-TKW itu setelah digiring-giring seperti bebek, mereka biasanya duduk bergerombol di lantai. Ada pemandangan yang berbeda tentang kelakuan dan tingkah para TKW itu, dari mereka yang akan berangkat ke Saudi dengan tingkahnya mereka yang akan pulang ke Indonesia.

Tingkah Laku Para Pahlawan Devisa Di Bandara Kepulangan Arab Saudi
Para TKW yang bergerombol di bandara Soeta, kebanyakan mereka diam dan tidak banyak omong. Tapi coba perhatikan para TKW di bandara KKIA Riyadh yg mau pulang ke Jakarta. Berisiknya minta ampun! Kalau ngomong saja sampai teriak-teriak, bahkan pernah saya lihat ada yang joget-joget segala, sampai-sampai ditegur oleh satpam bandara KKIA.

Back to topic.
Di bandara Soeta, dokumen-dokumen keberangkatan para TKW saya perhatikan semuanya sudah diurus oleh petugas dari PJTKI masing-masing. Setelah masuk ruang tunggu pesawat dan terbang ke Saudi, barulah para TKW itu bertanggung jawab atas dirinya masing-masing. Ketika mereka sudah ada dalam pesawat Saudia/GIA. Mulailah para pramugari yang di uji kesabarannya oleh para TKW. Saya memperhatikan, betapa seringnya para pramugari yang cantik-cantik itu membersihkan lavatory/wc. Sambil tidak henti-henti memberikan pengarahan kepada para TKW yang menggunakan lavatory. Coba lihat lantai lavatory yang menjadi penuh air, karena para TKW tidak tahu caranya cebok, tidak tahu caranya membuang tissue-tissue. Semuanya berceceran di lantai. Bahkan cara mengunci wc pun mereka tidak tahu..

Banyaknya TKW Yang Buta Huruf dan Bahkan Tidak Bisa Berbahasa Indonesia
Kalau kebetulan saya ingin menggunakan wc, tak jarang saya pun ikut-ikutan memberi tahu mereka. Bahkan setiap saya pulang atau pergi Riyadh – Jakarta, saya pasti dan selalu menjadi sekretaris dadakan para TKW untuk mengisi kartu-kartu kedatangan mereka. Tahukah teman …? kalau banyak para TKW yang buta huruf…?

Bahkan banyak dari mereka itu yang tidak bisa berbahasa Indonesia …??! Mereka hanya bisa bahasa dari daerahnya sendiri. Jangankan bisa bahasa Arab untuk berkomunikasi dengan majikan, bahasa Indonesia pun mereka banyak yang tidak tahu…? Apalagi bahasa Inggris…? Itu sih bisa dihitung dengan jari kelingking. Mungkin dari 1 juta TKW yang ke Saudi, cuma 1 yang bisa sedikit ngerti english … Itu kenyataan teman-teman.. Menyedihkan bukan..??

Terus apa yang mereka lakukan selama mereka ada di penampungan..???? Ternyata adanya balai latihan kerja itu sepertinya hanya formalitas saja. Kadang-kadang tidak ikut latihan kerja pun mereka sudah bisa punya sertifikatnya. Halahhhh …. tahu sendiri lah, di negara tercinta kita ini apapun bisa dibeli asal ada uang! Level korupsinya sudah dari level paling rendah sampai level paling tinggi.

Berdasarkan sumber yang bisa dipercaya (para TKW-TKW khususnya yang ke Saudi) selama mereka berada di penampungan itu untuk mengurus dokumen-dokumen sambil menunggu datangnya visa, para TKW-TKW itu tidak belajar apa-apa.

Inilah Kondisi Di Penampungan TKW Yang Sebenarnya
Mereka hanya tidur-tiduran, makan, minum, ngobrol-ngobrol sampai malam, merokok (tentu saja tidak ketahuan para pengawas penampungan). Apalagi konon katanya, para TKW yang mau berangkat ke Saudi itu, diberi uang saku sekitar 1,5 jt-2 jt dari PJTKI. Banyak dari mereka itu yang menghabiskan uangnya untuk jajan, makan-makan dan merokok. Setelah mereka sampai di bandara King Khalid Riyadh. Karena tidak ada petugas dari PJTKI yang mengarahkan mereka, jadilah gerombolan para ‘pahlawan devisa’ itu seperti anak ayam yang kehilangan induknya.

Bagaimana tidak dibentak-bentak oleh petugas orang Saudi, kalau mereka disuruh berbaris di sebelah kanan, para TKW masih tetap bergerombol di sebelah kiri. Disuruh mengantri satu-satu, malah mereka saling berebut.

Disuruh memperlihatkan paspor dan kartu kedatangan, mereka malah melongo bego. Ya iyalahhhh …. petugas mana yang tahann….?! Apalagi orang Saudi kebanyakan tidak sabaran, dan suaranya yang kenceng-kenceng. Habislah para TKW itu dibentak-bentak. Jangankan oleh petugas orang Saudi yang tidak bisa berbahasa Indonesia, wong oleh petugas orang Indonesia yang sebangsa saja, para TKW itu sering dibentak-bentak koq.

Proses Penjemputan TKW oleh Majikan Masing2
Setelah mereka selesai diproses di imigrasi dan selesai mengambil bagasi. Mereka semua dikumpulkan dan di data. Sementara paspor para TKW itu akan dipegang oleh petugas imigrasi. Setelah itu mereka akan dibawa ke ruangan tunggu khusus TKW, sambil menunggu dijemput oleh majikan masing-masing.

Para TKW-TKW itu tidak akan dikeluarkan dari ruangan tersebut, kecuali dijemput oleh majikannya yang nama majikannya tertera di paspor mereka. Bahkan kalau nama penjemput mereka itu tidak sesuai dengan nama yang ada dalam paspor TKW, penjemput tersebut harus memperlihatkan surat kuasa penjemputan dari calon majikan asli TKW itu. Itulah alasannya mengapa para TKW di bandara King Khalid dikumpulkan sebelum mereka dimasukkan ke ruang tunggu.

Calon majikan berada di luar sambil memelototi screen tv monitor. Di sana akan disebutkan nama TKW lengkap nama majikan dan nomor urut TKW. Kalau nama-nama sudah cocok, para majikan akan lapor ke meja petugas sambil memperlihatkan kartu ID asli. Setelah itu mereka akan memanggil TKW yang bersangkutan dan memberikan paspornya. Setelah TKW dan majikannya menandatangani surat-suratan, barulah TKW itu bisa keluar mengikuti majikannya. Itu prosedur yang masih saya ingat.

Kenapa saya tahu tentang prosedur tersebut..? Karena saya pernah satu kali mengambil pembantu dari PJTKI Jakarta. Biaya yang dikeluarkan majikan untuk mengambil TKW, kurang lebih 28 jt. Bahkan ada yang membayar lebih dari itu..

Majikan dari Berbagai Ras dan Bangsa
Untuk teman-teman yang berada di Indonesia khususnya, ini sekedar informasi saja. Tidak semua TKW yang datang dan bekerja di Saudi Arabia itu semuanya mempunyai majikan WN Saudi. Di Arab Saudi ini semua warga negara tersedia di sini. Jadi para TKW itu ada yang punya majikan yang memang WN asli Saudi, tapi tidak sedikit majikan-majikan mereka itu warga negara lain yang mukim dan tinggal di Saudi Arabia. Soalnya masyarakat kita yang ada di Indonesia kan tahunya, kalau TKW bekerja di Saudi Arabia sudah pasti saja majikannya warga negara Saudi. Padahal tidak begitu… lho…!! Ada yang majikannya WN Turky, Mesir, Siria, Lebanon, Palestina, Jordan, USA, Pakistan, India dan lain-lain sebagainya… (capek kalau harus nyebutin satu satu mah … hehehe..).

Sudah hampir 10 tahun saya menetap di Saudi Arabia, mengikuti suami yang WN Saudi. Karena menetap di sini, tentu saja saya sering sekali menjumpai para TKW di luar rumah, baik di rumah-rumah para kerabat suami saya, ataupun di rumah-rumah teman saya yang orang Saudi, berjumpa di pesta-pestanya orang Saudi, bertemu di mall-mall, di rumah sakit (mengantar majikan-majikannya yang sakit), di restaurant, juga di tempat bermain anak-anak. Seringkali saya menjadi penerjemah dadakan karena para TKW tidak mengerti sama sekali perintah-perintah majikannya.

Jumlah TKW ilegal Hampir Sama Dengan Yang Legal
Kalau anda sudah lama tinggal di Saudi dan anda sering belanja di toko-toko Indonesia, seringkali kita akan melihat ada TKW-TKW yang memang sedang berbelanja atau TKW-TKW kaburan (melarikan diri dari majikan) yang menunggu dijemput seseorang. Tahukah anda …?? Kalau para TKW ilegal di sini jumlahnya hampir sama banyaknya atau mungkin lebih banyak jumlahnya daripada TKW yang legal.

Para TKW kaburan kebanyakannya bukan karena disiksa majikan atau karena tidak digaji majikan. Tapi banyak dari mereka yang kabur itu karena keinginannya sendiri. Ada yang alasannya karena mereka ingin mendapatkan gaji yang lebih besar dari gaji yang didapat dari majikan asli. Bahkan banyak yang jadi TKW kaburan karena mereka ingin bebas hidup bersama pacar-pacarnya (para sopir-sopir Indonesia, atau pekerja asing lainnya seperti Pakistan, Bangladesh, India). Dan bukan rahasia lagi kalau di sini ada sindikat/mafia yang akan menampung para TKW kaburan.

Menjadi Pelacur Di Arab Saudi Adalah Sebuah Kenyataan Pahit
Seringkali saya membaca di surat kabar lokal, kalau polisi telah merazia beberapa apartemen/rumah-rumah kontrakan yang penghuninya hampir 99% TKW ilegal asal Indonesia. Dan ternyata mereka melakukan praktek pelacuran! Tarifnya Cuma 50 sr (120 rb) sekali pakai. Germo wanitanya kebanyakan orang Indonesia asli, pasangan germo yang laki-laki seringkali orang Pakistan atau Bangladesh. Menurut pengakuan mereka, kostumernya kebanyakan sopir-sopir taxi orang Pakistan atau pekerja kasar orang Bangladesh dan India. Bahkan terkadang ada juga sopir-sopir orang kita sendiri.

Konon katanya di Jeddah, banyak TKW ilegal asal Indonesia yang diam-diam membuka praktek pelacuran. Para PSK asal negara kita itu bukan hanya TKW kaburan saja, bahkan banyak yang datang menggunakan visa umrah. Begitu sampai di Jeddah mereka tidak pulang lagi ke Indonesia, tapi mereka memilih menjadi TKW ilegal. Itu bukan menjadi rahasia umum lagi di sini… Sepertinya setiap orang yang sudah lama mukim di sini pasti sudah pada tahu soal itu.

Pemerintah Saudi Arabia sebetulnya terlalu baik terhadap para TKW ilegal tersebut. Kenapa ….?? Karena menurut pengakuan para TKW-TKW ilegal itu, kalau mereka sudah ingin menghentikan petualangannya sebagai TKW ilegal dan ingin secepatnya pulang ke Indonesia, maka mereka akan menyerahkan dirinya sendiri ke kantor polisi (jadi bukan polisi yang menangkap mereka, tapi seringkali TKW-TKW ilegal itu yang datang ke kantor polisi menyerahkan diri minta ditangkap). Karena dengan cara itulah para TKW akan dideportasi ke Indonesia dengan gratis (biaya tiket ditanggung oleh pemerintah Saudi Arabia).

Oleh polisi, para TKW itu akan dijebloskan dulu ke penampungan-penampungan khusus bagi TKW yang bermasalah atau bahkan banyak juga para TKW ilegal itu ditampung di penjara-penjara wanita, sebelum menunggu proses dipulangkan. Kalau mereka di interogasi, mereka akan memberi alasan kabur dari majikan karena dipukuli dan lain-lain sebagainya.., dan mereka memberi alasan tidak tahu alamat lengkap majikannya. Bagaimana polisi mau mencari majikan para TKW tersebut kalau si TKW memberi alasan tidak tahu alamat majikannya ….?? Akhirnya TKW-TKW itu ditempatkan di penampungan-penampungan dan sudah pasti akan dipulangkan ke Indonesia.

Wahhhh … teman-teman jangan berfikiran bahwa penampungan/penjara wanita di Saudi menakutkan…. Menurut sumber yang bisa dipercaya kebenarannya, penampungan/penjara wanita di Saudi Arabia itu tempatnya sangat bagus. Makanan berlimpah ruah, malah konon katanya mereka mendapat jatah uang bulanan untuk membeli perlengkapan mandi sekitar 60 sr (kurang lebih 140 rb) per bulannya. Sementara mereka cuma tidur, duduk-duduk, nyanyi-nyanyi dan menikmati hari-harinya sambil menunggu waktu mereka di deportasi ke Indonesia.

Kenapa saya tahu banyak tentang keadaan penampungan/penjara wanita itu? Karena saya pernah punya TKW yang menurut pengakuannya, ternyata dia sudah 7 kali bekerja di Saudi Arabia, dan dia pernah 3 kali menjadi TKW kaburan, dan 4 kali menjadi TKW sukses. Untungnya dia termasuk TKW kaburan yang baik, yang tidak pernah menjadi PSK, dan saya percaya itu. Selama bekerja pada saya selama 3 tahun, si mbak sebut saja namanya Sumi, dia sering menceritakan kisah-kisah petualangannya selama menjadi TKW kaburan, termasuk selama dia berada di penjara wanita.

TKW Yang Pulang Ke Indonesia dalam Keadaan Bunting Atau Membawa Bayi
Dia juga menceritakan kisah teman-temannya sesama TKW ilegal yang sama-sama di penampungan. Jadi kalau ada TKW yang pulang ke Indonesia dalam keadaan hamil, terus mengaku diperkosa oleh majikan laki-laki/anak majikan laki-laki. Kita tidak harus begitu saja mempercayai omongan TKW-TKW itu. Karena kenyataannya di sini, banyak sekali para TKW yang dihamili oleh pacar-pacarnya. Bukan diperkosa, tapi suka sama suka. TKW yang hamil karena diperkosa memang ada, tapi mereka yang hamil karena suka sama suka atau akibat karena melacurkan diri juga banyak. Itu sudah bukan rahasia lagi di sini.. Sebagai seorang WNI, terus terang saya malu juga dengan kelakuan sebagian mereka yang tidak bertanggung jawab itu.

Guna - Guna Untuk Majikan
Belum lagi di Saudi ini, para TKW dari Indonesia itu terkenal sekali dengan sihirnya. Sementara di negara Saudi hukuman untuk yang melakukan sihir sangat berat sekali. Jadi kalaupun ada TKW yang tidak pernah menyantet majikannya, tetep aja kadang-kadang jadi kena getahnya. Cerita ini bukan omong kosong belaka. Saya punya banyak rekan kerja orang Saudi. Hampir semua pembantu mereka pasti orang Indonesia. Pernah ada keluarga pamannya teman sekantor saya yang menjebloskan pembantunya yang orang Indonesia ke penjara, karena ketahuan TKW itu memasukkan air kencing ke dalam minuman majikan laki-lakinya.

Bodohnya TKW tersebut, dia memasukkan air kencingnya ke dalam air putih, bukan ke dalam air teh/kopi. Terang saja majikannya itu curiga, kenapa air minumnya berwarna kekuning-kuningan. Karena disangka majikannya air itu mengandung racun, akhirnya air itu dibawa ke laboratorium. Hasilnya ketahuan, kalau air putih itu mengandung air kencing. Setelah di interogasi, TKW itu mengaku kalau dia memang sengaja memasukkan air kencing kedalam minuman majikannya, supaya majikannya tunduk atau menyayangi TKW itu. Bahkan katanya lagi dia pernah memasukkan darah menstruasi dia ke dalam masakan-masakan untuk disantap majikannya.

Menurut keterangannya, dia tidak sendirian melakukan hal-hal menjijikan tersebut, tapi hampir sebagian TKW yg datang ke Saudi melakukan hal seperti itu, karena mendengar cerita dari senior-seniornya yang eks Saudi selama di penampungan di Jakarta. Terus mempraktekannya. Akhirnya ketahuan dan dijebloskan ke penjara. Teman saya yang orang Saudi itu, sampai khusus datang kepada saya dan bertanya, kenapa banyak TKW yang melakukan perbuatan seperti itu..??

Bukankah dalam Islam itu merupakan dosa besar..?? Dan TKW-TKW itu beragama Islam..?? Saya sendiri bingung harus menjawab apa..?? Kenapa para TKW itu berbuat hal-hal menjijikan seperti itu, saya sendiri tidak tahu..?? Karena saya kan bukan TKW…. hahahahahahaha… Karena cerita itu berkembang dari mulut ke mulut, akhirnya saya dengar, banyak rekan-rekan orang Saudi yang punya pembantu orang Indonesia memulangkan pembantunya.

Alasannya, mereka takut makanan mereka dicampur oleh air kencing atau dicampur darah menstruasi. Dan sekarang ini banyak orang Saudi yang mengambil pembantu dari Vietnam.

Tentang Sebagian TKW Yang Katrok
Pernah saya mendapat pertanyaan konyol dari seorang Saudi, “Di Indonesia ada listrik gak…?? Ada telpon gak..?? Ada Mac Donald gak…??” Saya jawab saja: ”Tidak ada….!!! Kami orang Indonesia masih hidup di gua-gua…!!” hahahahahahaha.. Ternyata orang itu punya alasan sendiri, kenapa mengajukan pertanyaan-pertanyaan seperti itu. Karena dia punya pembantu dari Indonesia yang tidak tahu caranya menggunakan setrika, mesin cuci atau alat-alat lainnya yang menggunakan listrik.. Mereka membandingkan dengan keadaan di sini. Semiskin-miskinnya orang Saudi, semua alat-alat rumah tangganya kan sudah modern dan menggunakan listrik. Dassarrrr… katro…!! Hahahahaha…

Kisah Kenekatan TKW "Yuyun"
Sekitar 3 tahun yang lalu, ketika saya berkunjung ke rumah mertua di luar kota Riyadh. Saya diperkenalkan dengan pembantunya tetangga dari mertua saya. Sebut saja namanya Yuyun. Baru kenal saya satu hari, Yuyun sudah menceritakan kalau dia punya pacar orang Yaman yang berjanji akan menikahinya kalau Yuyun pulang cuti nanti (kebetulan, Yuyun janda dengan anak dua). Yuyun menceritakan betapa baik si Yaman pacarnya itu. Suka memberinya Indomie, pulsa, dan uang jajan. Oia, Yuyun juga menceritakan kalau si Yaman itu suka masuk diam-diam ke kamar Yuyun, kalau majikan-majikannya sudah tidur (majikan Yuyun cuma berdua, sepasang suami isteri yang sudah tua).

Wahhhh…. ternyata si Yuyun ini nekat juga. Ngapain aja hayohh…?? Kalau sudah berduaan di dalam kamar..?? Tidak mungkin kan cuma maen pasir… hehehehehe. Saya sudah wanti-wanti sama si Yuyun, supaya tidak melakukan hal-hal bodoh seperti itu. Di Saudi ini kan yang namanya pacaran tidak diperbolehkan. Kalau ketahuan bisa dihukum karena ada aturannya. Ternyata Yuyun mungkin sudah tak tahan juga. Setiap hari memasukkan si Yaman, lama-lama masuk angin… Ketika kandungannya menginjak 4 bulan, si Yamani kabur entah kemana.

Tinggallah Yuyun dengan perut buncitnya. Untung majikan Yuyun baik hati. Yuyun cepat-cepat dipulangkan ke Indonesia. Karena kalau sampai melahirkan di sini tanpa ada surat nikah resmi, Yuyun bersama bayinya bisa dijebloskan ke penjara. Selamatlah Yuyun dari hukuman cambuk karena kebaikan hati majikannya. Itu kalau pas kebetulan majikannya baik hati, pembantunya hamil cepat-cepat dipulangkan untuk menyelamatkan pembantunya. Coba kalau majikannya yang tidak mau mengerti.

Mengetahui perut pembantunya yang tiba-tiba melendung tanpa ketahuan tukang pompanya, boro-boro dipulangkan, malah kalau gak diserahkan ke kantor polisi, bisa-bisa malah langsung dibuang di kolong jembatan layang. Dan waktu pulang ke Indonesia dengan membawa orok, untuk menutup malu biasanya para TKW itu akan mengarang cerita kalau oroknya itu hasil diperkosa atau hasil dipaksa.. Padahal setelah beberapa lama kemudian, TKW itu akan kembali daftar ke PJTKI untuk kembali bekerja sebagai TKW di Saudi Arabia. Itulah sebabnya, walaupun Saudi Arabia banyak dicaci maki di Indonesia oleh orang-orang yang tidak tahu kejadian sebenarnya, tapi tetap saja PJTKI selalu kebanjiran calon-calon TKW untuk minta diberangkatkan ke Saudi Arabia. Kalau teman-teman tidak percaya, coba temen-temen cek dan ricek ke PJTKI-PJTKI di Jakarta.

Teman-teman akan mengetahui.. ada berapa ribu TKW-TKW yang sedang menunggu mendapatkan visa untuk bekerja di Saudi Arabia. Dan saya yakin sekali kalau di Saudi Arabia, banyak sekali para TKW yang semodel dengan si Yuyun.. Pemerintah Saudi bukan tidak berusaha menekan serbuan datangnya para TKW ilegal. Khususnya yang datang dari Indonesia. Mulai dari 2 tahun yang lalu. Semua warga asing yang tinggal di Saudi Arabia, harus disidik jari lagi, diphoto lagi di imigrasi untuk disimpan di database mereka. Konon katanya untuk mencegah masuknya kembali TKW ilegal yang pernah dideportasi ke luar dari Saudi Arabia. Jadi para tenaga kerja asing yang pernah bermasalah di Saudi Arabia, tidak akan bisa mudah masuk begitu saja, walaupun mereka sudah mengganti paspor bahkan mengganti namanya.

Saya masih ingat pesan si mbak Sumi, bekas pembantu saya dulu, ”Ibu, kalau nanti saya sudah pulang, dan ibu mau mengambil TKW dari Jakarta lagi. Ibu harushati-hati. Jangan mengambil TKW yang asalnya dari T, P, B, L, S, C, M… karena banyak TKW-TKW dari sana yang jahat-jahat. Saya kasihan sama ibu kalau ibu mendapatkan TKW yang jahat. Karena ibu orangnya baik … (hehehehe saya disebut baik, padahal saya bawel sekali.. hahahaha ). Saya kasihan sama si putri kalau diasuh oleh TKW yang tidak baik. Kalau saja saya tidak akan menikah lagi, saya mau selamanya bekerja di rumah ibu. Ibu harus tahu, tidak semua TKW itu datang ke sini karena mereka mau menjadi TKW.

Banyak lokalisasi pelacuran di Jawa Tengah dan di Jawa Timur yang di gerebek polisi, terus para bekas PSK-PSK itu larinya ke PT, melamar untuk menjadi TKW. Dan kebanyakan mereka milihnya menjadi TKW di Saudi Arabia. Ya … ibu bisa bayangkan, mereka tidak akan menjadi TKW yang baik karena menjadi pembantu itu susah, paling-paling begitu sampai di sini juga para bekas PSK itu akan kembali menjual diri. Jadi ibu harus hati-hati ya bu….!!” Itu pesan si mbak Sumi tercinta (hallo… mbak Sumi sayang…?? Sehatkah mbak…??).

Akhir bulan Mei kemarin, ketika saya sedang di ruang tunggu seorang dokter mengantar kakak saya yang sakit. Kebetulan bertemu dengan seorang TKW yang juga sedang mengantar majikannya berobat. Saya perhatikan majikannya, seorang perempuan Saudi yang sudah tua. Si majikan itu minta diambilkan air minum dari tas yang dibawa TKW itu. Saya mendengar jelas TKW itu ngomel-ngomel terus dalam bahasa Indonesia. ”Dasar babi, tadi ditawarin tidak mau, sekarang minta …!!” Saya yang mendengar omelan TKW itu, jadi gatal juga. ”Emang di mana ada babi mbak..??!!” Si TKW itu tampak terkejut melihat saya. ”Eh… ibu orang Indonesia..?!” tanyanya.. sambil lalu. Saya sedikit menasehati TKW tersebut untuk sekedar menjaga bahasanya. Ngomel sih ngomel, tapi masa babi sampai dibawa-bawa…. hahahaha. Kalau majikannya ngerti itu kata babi. Saya yakin tuh TKW sudah ditendang 10 kilometer oleh majikannya… hahahahaha…

Bermacam - Macam Karakter Majikan
Sekelumit kisah2 di atas itu murni berdasarkan pengalaman saya pribadi. Dengan tidak bermaksud mengambil kesimpulan bahwa para TKW/PRT dari Indonesia itu semuanya jahat-jahat. Orang-orang jahat itu ada di mana-mana. Tidak di Saudi Arabia, tidak di Indonesia, tidak di Amerika, tidak di Eropa, tidak di Afrika. Di semua tempat di belahan dunia ini, orang-orang jahat itu ada.

Dan orang-orang yang baik pun ada. Tidak semua majikan-majikan orang-orang Saudi (khususnya) itu jahat. Yang baiknya juga banyak sekali (makanya banyak sekali para TKW yang betah bertahun-tahun kerja di Saudi Arabia).

Majikan yang jahat pun banyak, itu bisa kita lihat dari banyaknya TKW-TKW yang pulang ke Indonesia dengan keadaan babak belur. Bahkan seringkali pulang hanya tinggal nama saja. Para TKW itu juga tidak semuanya orang-orang baik dan jujur. Banyak sekali mereka yang jahat yang penuh tipu muslihat. Makanya sering diberitakan di koran-koran lokal di sini, kejahatan-kejahatan yang pelakunya TKW/tenaga kerja Indonesia. Baik dan buruknya pengalaman seseorang, tidak menjadi tolok ukur baik dan buruknya satu bangsa/ras tertentu.

Alhasil, kami mengajak para pembaca situslakalaka sekalian untuk menyikapi permasalahan masalah para TKW ini (khususnya para TKW di Saudi Arabia), yang kadang-kadang tampaknya seringkali di dramatisir oleh pihak-pihak tertentu (khususnya orang-orang yang tidak suka dengan Islam / tidak suka bangsa Arab).

Selama para penggiat emansipasi masih terus menjadi corong barat, selama itu pula keberadaan para TKW tidak akan punah, malah akan semakin banyak dan meningkat. Dan selama itu pula, kita pun akan selalu mendapat suguhan berita, tentang nasib-nasib para TKW yang memilukan. Dan itu merupakan sebuah keniscayaan. Kita setuju ataupun tidak, memang begitulah kenyataannya.

Minggu, 03 Juli 2011

Mukjizat Fisik Rasulullah SAW

Mukjizat Fisik Rasulullah SAW

1. Lahir dalam keadaan sudah dikhitan (sunat)

Rasulullah SAW bersabda : Diantara kemuliaan yang diberikan Allah SWT kepadaku adalah, aku dilahirkan dalam keadaan sunah dikhitan, karena itu tidak ada orang yang melihat aurat/kemaluanku.

(HR. al- Thabrani, Abu Nuaym, al Khatib dan ibn Asakir)

(diriwayatkan dari Ibn Abbas, Ibn Umar, Anas, Abu Hurairah. menurut Diya^ al Maqdisi, hadits ini shahih. Al Hakim selain menilai shahih, juga mengatakan mutawatir. Lihat al Khasa^is al kubra, Jlid.1, hal. 90-91)

2. Lahir dengan tali pusar sudah terputus

Dari Ibn Adiy dan Ibn Asakir dari Ibn Abbas, al Dhiya al Maqdisi dari Abbas Ibn Abdul Muthalib dan Ibn Asakir dari Ibn Umar bahwa Rasulullah SAW lahir dalam keadaan tali pusar sudah putus.

(Hadist ini tidak sepopuler dan sekuat hadits yang menceritakan kalau Beliau SAW terlahir dalam keadaan sunah dikhitan)

3. Penglihatan Rasulullah SAW

Dapat melihat dalam keadaan Gelap

diriwayatkan oleh Ibn Adiy, al Baihaqy dan Ibnu ‘Asakir dari ‘Aisyah RA mengisahkan “

bahwa Rasululloh SAW dapat melihat dalam keadaan gelap maupun terang”

(lihat Al-khasa’is al-Kubra Karya al-Suyuti jilid1, hal.104)

Dapat Melihat dibalik punggung

عن أبي هريرة قال صَلَّى بِنَا رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَوْمًا. ثُمَّ انْصَرَفَ فَقَالَ يَا فُلاَن! أَلاَ تُحْسِنُ صَلاَتَكَ ؟ أَلاَ يَنْظُرُ الْمُصَلِّي إِذَا صَلَّى كَيْفَ يُصَلِّي؟ فَإِنَّمَا يُصَلِّي لِنَفْسِهِ. إِنِّي وَاللهِ لَأُبْصِرُ مِنْ وَرَائِي كَمَا أُبْصِرُ مِنْ بَيْنِ يَدَيَّ

Dari Abu Hurairah ra. ia berkata: Suatu hari Rasulullah saw. shalat mengimami kami. Usai shalat beliau bersabda: Hai Fulan! Mengapa kamu tidak membuat shalatmu bagus? Tidakkah orang yang shalat merenungkan bagaimana shalatnya? Sesungguhnya ia shalat untuk dirinya sendiri. Demi Allah, sungguh aku dapat melihat belakangku, sebagaimana aku melihat didepanku

(HR. Muslim)

Dalam riwayat lain, oleh Imam Muslim dari Anas Bin Malik RA :

عن أنس قال صلى بنا رسول الله صلى الله عليه وسلم ذات يوم. فلما قضى الصلاة أقبل علينا بوجهه، فقال "أيها الناس! إني إمامكم. فلا تسبقوني بالركوع ولا بالسجود. ولا بالقيام ولا بالانصراف. فإني أراكم أمامي ومن خلفي

Dari Anas Bin Malik RA berkata : Suatu hari Rasulullah SAW sholat bersama kami, seusai sholat Beliau menghadapkan wajahnya kepada kami, dan bersabda :” Wahai Manusia, aku berada di depan kalian, janganlah mendahuluiku dalam ruku dan jangan pula dalam sujud. Sesungguhnya aku melihat kalian baik yang berada di depan maupun kalian yang dibelakang.

Selain itu, ketika Beliau tidur mata terpejam namun hati tetap terjaga.

4. Pendengaran Rasulullah SAW

Berbeda dengan pendengaran manusia biasa yang dapat mendengar dalam radisu terbatas, Rasulullah SAW mampu mendengar jauh melebihi kemampuan manusia biasa, bahkan getaran langit dan bumi dapat didengar oleh Beliau SAW.

Dari Abu Dzar menceritakan, Rasulullah SAw bersabda : "Sesungguhnya aku melihat apa yang tidak kalian lihat, dan aku mendengar apa yang tidak kalian dengar, getaran dan goncangan langit dan sungguh langit ada goncangannya, dan tidak ada ruang lebih dari empat jari kecuali ada malaikat yang sujud kepada Allah SWT . Demi Allah jikalau kalian mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan lebih banayk menangis. dan kalian juga akan sedikit bermesraan dengan wanita (lawan jenis) di atas ranjang, dan kalian pasti akan keluar ke jalan-jalan untuk bersujud kepada Allah. Dan aku berharap kalaulah aku hanya sebuah pohon yang terpotong.

(HR. al Tirmidzi, Ibnu Majah dan Abu Nuaym)

(al Tirmidzi berkata hadits ini hasan gharib)/(lihat al Khasa^is karya al Suyuti hal. 113)

5. Keringat Rasulullah SAW

Dalam kondisi tertentu Rasulullah SAW berkeringat bahkan cukup banyak bercucuran. Keringat Beliau SAW tidak bau seperti kebanyakan orang, keringat rasulullah SAW wangi.

عن أنس بن مالك. قال: كان النبي صلى الله عليه وسلم يدخل بيت أم سليم فينام على فراشها. وليست فيه. قال: فجاء ذات يوم فنام على فراشها. فأتيت فقيل لها: هذا النبي صلى الله عليه وسلم نام في بيتك، على فراشك. قال فجاءت وقد عرق، واستنقع عرقه على قطعة أديم، على الفراش. ففتحت عتيدتها فجعلت تنشف ذلك العرق فتعصره في قواريرها. ففزع النبي صلى الله عليه وسلم فقال "ما تصنعين؟ يا أم سليم!" فقالت: يا رسول الله! نرجو بركته لصبياننا. قال "أصبت".

Dari Anas bin Malik RA: Nabi biasa memasuki rumah Ummu Sulaim dan tidur di atas kasurnya sedangkan Ummu Sulaim sedang pergi. Anas berkata: "Pada suatu hari Rasulullah SAW datang dan tidur di atas kasur Ummu Sulaim, kemudian Ummu sulaim dipanggil dan dikatakan padanya: Ini adalah Nabi SAW tidur di rumahmu dan di atas kasurmu. Anas berkata : Ummu Sulaim datang dan Nabi sedang berkeringat, lalu keringatnya tersebut dikumpulkan di atas sepotong kulit kemudian Ummu Sulaim membuka talinya dan mulai meyerap keringat tersebut lalu memerasnya ke dalam bejana, maka Nabi kaget dan berkata: Apa yang kamu lakukan Ummu Sulaim ? Ummu Sulaim berkata: Wahai Rasulullah kami mengharapkan berkahnya bagi anak-anak kami" Beliau berkata: Engkau benar

(HR Muslim 4/1815)

6. Air seni Rasulullah SAW

Rasululllah SAW adalah manusia biasa yang buang air kecil dan besar, air seni Beliau tidak pernah Beliau suruh orang lain untuk meminumnya sebagai obat. Kejadian ini adalah kejadian yang tidak biasa, yaitu air seni Rasulullah SAW terminum oleh orang lain.

Ummu Aiman RA pernah bercerita : Suatu ketika Rasulullah SAW menginap di rumah. Ketika malam Beliau SAW bangun dan buang air di bejana. Tak lama kemudian saya terbangun dan mencari minum karena kehausan. saya mendapatkan air di bejana dan saya langsung meminumnya. Esok paginya, Rasulullah SAW berkata kepada saya :"Wahai Ummu Aiman, tolong buangkan air yang ada di bejana". Saya pun menjawab : "Wahai Rasulullah demi Zat yang telah mengutusmu dengan haq, saya sudah minum air yang ada di dalamnya". Rasulullah SAW tertawa sampai terlihat giginya lalu bersabda "sungguh perutmu tidak akan sakit lagi setelah ini".

(lihat Nisa^ hawl al Rasul, hal 45-46)

7. Ludah Rasulullah SAW

Ludah Rasulullah SAW tidaklah sama dengan ludah manusia biasa, ludah beliau harum baunya dan kadang dijadikan sebagai obat penyembuh berbagai penyakit seperti penawar racun sebagaimana yang pernah terjadi pada diri Abu Bakar di goa Hiro, atau penyembuh pada mata Ali Bin Abi Thalib yang hampir buta di perang khaibar, atau mata seorang sahabat lainnya pada perang uhud.

Wail Ibn Hajar bercerita : " Rasulullah SAW pernah disodorkan wadah berisi air, Beliau meminumnya, lalu meludah di wadah itu, kemudian air dalam wadah dituangkan ke dalam sumur, tiba-tiba dari sumur merebak bau wangian yang harum. (HR. Ahmad)

Dalam riwayat lain, tentang peristiwa yang dialami oleh Abu Bakar RA sewaktu bersama Rasulullah SAW di goa Tsur untuk sembunyi, kaki Abu Bakar digigit binatang yang ada di lubang yang terdapat di dalam goa tersebut. Akan tetapi Abu Bakar tidak bergerak supaya Rasulullah SAW yang sedang tidur dipangkuannya tidak terbangun. Hanya air matanya yang membasahi wajah Rasulullah SAW, dan Beliau terbangun lau bertanya : "Ada apa wahai Abu Bakar?" Dia menjawab : "Kaki saya digigit hewan yang ada dalam lubang. Semoga Ayah dan Ibuku menjadi tebusan bagimu". lalu Rasulullah meludahi gigitan itu dan sembuhlah kaki Abu Bakar.

(lihat : al-Rahiq al-Makhtum, Hal.149)

Demikianlah sebagian tanda-tanda kenabian yang ada pada diri Rasululloh SAW, kemulian yang diberikan oleh Allah SWT menambah keyakinan setiap orang akan kebenaran kenabian atas diri Muhammad SAW. Hal ini adalah mukjizat bukan sihir seperti kebanyakan yang dilakukan oleh tukang sihir dengan trik dan tipuannya membalikkan pandangan dan keyakinan kita. Muhammad SAW adalah seorang Nabi dan Rasul, bukan tukang sihir.

Wassalam...

Metode Salaf Dalam Menerima Ilmu 1/2


Oleh
Syaikh Abdul Adhim Badawi
Bagian Pertama dari Dua Tulisan [1/2]




"Artinya : Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mu'min dan tidak (pula) bagi perempuan yang mu'min, apabila Allah dan RasulNya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan RasulNya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata" [Al-Ahzab : 36]

Dari fenomena yang tampak pada saat ini, (kita menyaksikan) khutbah-khutbah, nasehat-nasehat, pelajaran-pelajaran banyak sekali, melebihi pada zaman para sahabat Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, tabi'in (orang-orang yang berguru kepada para sahabat) serta tabiut tabiin (orang-orang yang berguru kepada tabi'in). Namun bersamaan itu pula, amal perbuatan sedikit. Sering kali kita mendengarkan (perintah Allah dan RasulNya) namun, sering juga kita tidak melihat ketaatan, dan sering kali kita mengetahuinya, namun seringkali juga kita tidak mengamalkan.

Inilah perbedaan antara kita dan sahabat-sahabat Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam tabiin dan tabiut tabiin yang mereka itu hidup pada masa yang mulia. Sungguh pada masa mereka nasehat-nasehat, khutbah-khutbah dan pelajaran-pelajaran sedikit, hingga berkata salah seorang sahabat.

"Artinya : Adalah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam tatkala memberikan nasehat mencari keadaan dimana kita giat, lantaran khawatir kita bosan" [Muttafaqun Alaihi]

Di zaman para sahabat dahulu sedikit perkataan tetapi banyak perbuatan, mereka mengetahui bahwa apa yang mereka dengar dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam wajib diamalkan, sebagaimana keadaan tentara yang wajib melaksanakan komando atasannya di medan pertempuran, dan kalau tidak dilaksanakan kekalahan serta kehinaanlah yang akan dialami.

Para sahabat Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dahulu, menerima wahyu Allah 'Azza wa Jalla dengan perantaraan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dengan sikap mendengar, taat serta cepat mengamalkan. Tidaklah mereka terlambat sedikitpun dalam mengamalkan perintah dan larangan yang mereka dengar, dan juga tidak terlambat mengamalkan ilmu yang mereka pelajari dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.

Inilah contoh yang menerangkan bagaimana keadaan sahabat Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam tatkala mendapatkan wahyu dari Allah 'Azza wa Jalla. Para ahli tafsir menyebutkan tentang sebab turunnya ayat dalam surat Al-Ahzab ayat 36 ini (dengan berbagai macam sebab) , saya merasa perlu untuk menukilnya, inilah sebab turunnya ayat itu :

Para ahli tafsir meriwayatkan, bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menginginkan untuk menghancurkan adanya perbedaan-perbedaan tingkatan (kasta) di antara manusia, dan melenyapkan penghalang antara fuqara (orang-orang fakir) dan orang-orang kaya. Dan juga antara orang-orang yang merdeka (yaitu bukan budak dan bukan pula keturunannya), dengan orang-orang yang (mendapatkan nikmat Allah 'Azza wa Jalla) menjadi orang merdeka sesudah dulunya menjadi budak.

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam ingin menerangkan kepada manusia bahwa mereka semua seperti gigi yang tersusun, tidak ada keutamaan bagi orang Arab terhadap selain orang Arab, dan tidak ada keutamaan atas orang yang berkulit putih terhadap yang berkulit hitam kecuali ketaqwaan (yang membedakan antara mereka). Sebagaimana firman Allah 'Azza wa Jalla.

"Artinya : Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal" [Al-Hujurat : 13]

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menanamkan dalam hati manusia mabda' (pondasi) ini. Dan barangkali, dalam keadaan seperti ini, perkataan sedikit faedah dan pengaruhnya, yang demikian itu disebabkan karena fitrah manusia ingin menonjol dan cinta popularitas. Maka Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam berpendapat untuk menanamkan pondasi ini dalam jiwa-jiwa manusia dalam bentuk amal perbuatan (yang beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam wujudkan) dalam lingkungan keluarga serta kerabat beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam. Hal ini dikarenakan amal perbuatan lebih banyak memberi kesan dan pengaruh yang mendalam dalam hati manusia, dari hanya sekedar berbicara semata.

Maka Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam pergi kepada Zainab binti Jahsiy anak perempuan bibi beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam (kakek Zainab dan kakek Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam sama yaitu Abdul Mutthalib seorang tokoh Quraisy) untuk meminangnya. Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam ingin mengawinkannya dengan budak beliau Zaid bin Haritsah yang telah diberi nikmat Allah menjadi orang merdeka (lantaran dibebaskan dari budak). Lalu tatkala beliau menyebutkan bahwa beliau akan menikahkan Zaid bin Haritsah dengan Zainab binti jahsiy, berkatalah Zainab binti Jahsiy : "Saya tidak mau menikah dengannya". Kemudian Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab : "Engkau harus menikah dengannya". Dijawab oleh Zainab : "Tidak, demi Allah, selamanya saya tidak akan menikahinya".

Ketika berlangsung dialog antara Zainab dan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, Zainab mendebat dan membantah beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam, kemudian turunlah wahyu yang memutuskan perkara itu :

"Artinya : Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mu'min dan tidak (pula) bagi perempuan yang mu'min, apabila Allah dan RasulNya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan RasulNya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata" [Al-Ahzab : 36]

Kemudian Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam membacakan ayat tersebut kepada Zainab, maka berkatalah Zainab : "Ya Rasulullah ! apakah engkau ridha ia menjadi suamiku ?" Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab : "Ya", maka Zainab berkata : "Jika demikian aku tidak akan mendurhakai Allah dan RasulNya, lalu akupun menikah dengan Zaid".

Demikianlah Zainab binti Jahsiy menyetujui perintah Allah dan RasulNya, dan hanyalah keadaannya tidak setuju pada awal kalinya, lantaran Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam hanyalah menawarkan dan bermusyawarah dengannya. Maka tatkala turun wahyu, perkaranya bukan hanya perkara nikah atau meminang, setuju atau tidak setuju, tetapi (setelah turunnya wahyu), perkaranya berubah menjadi ketaatan atau bermaksiat kepada Allah dan RasulNya.

Tidak ada jalan lain didepan Zainab binti Jahsiy Radhiyallahu 'anha (semoga Allah meridhainya), melainkan harus mendengar dan taat kepada Allah dan RasulNya, dan kalau tidak taat maka berarti telah durhaka kepada Allah dan RasulNya, sedangkan Allah berfirman.

"Artinya : Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan rasulNya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata" [Al-Ahzab : 36]


[Disalin dari Majalah Adz-Dzkhiirah Al-Islamiyah Edisi : Th. 1/No. 04/ 2003 - 1424H, terbitan Ma'had Ali Al-Irsyad Surabaya]



Metode Salaf Dalam Menerima Ilmu 2/2

Oleh
Syaikh Abdul Adhim Badawi
Bagian Terakhir dari Dua Tulisan [2/2]


Demikianlah , sikap para sahabat Nabi dahulu tatkala menerima wahyu dari Allah 'Azza wa Jalla, adapun kita (berbeda sekali), tiap pagi dan petang telinga kita mendengarkan perintah-peritah serta larangan-larangan Allah dan RasulNya, akan tetapi seolah-olah kita tidak mendengarkannya sedikitpun. Dan Allah Jalla Jalaluhu telah menerangkan bahwa manusia yang paling celaka adalah manusia yang tidak dapat mengambil manfaat suatu nasehat, Allah berfirman.

"Artinya : Oleh sebab itu berikanlah peringatan karena peringatan itu bermanfaat, orang yang takut (kepada Allah) akan mendapat pelajaran, orang-orang yang celaka (kafir) akan menjauhinya. (Yaitu) orang yang akan memasuki api yang besar (neraka). Kemudian dia tidak mati di dalamnya dan tidak (pula) hidup" [Al-A'la : 9-13]

Dan Allah 'Azza wa Jalla menyebutkan keadaan orang munafik tatkala mereka hadir dalam majelis Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, mereka hadir dengan hati yang lalai.

"Artinya : Dan apabila kamu melihat mereka, tubuh-tubuh mereka menjadikan kamu kagum. Dan jika mereka berkata kamu mendengarkan perkataan mereka. Mereka adalah seakan-akan kayu yang tersandar. Mereka mengira bahwa tiap-tiap teriakan yang keras ditujukan kepada mereka. Mereka itulah musuh (yang sebenarnya), maka waspadalah terhadap mereka ; semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka sampai dipalingkan (dari kebenaran)?" [Al-Munafiqun : 4]

Lalu tatkala bubar dari majelis, mereka tidak memahami sedikitpun, Allah berfirman.

"Artinya : Dan di antara mereka ada orang yang mendengarkan perkataanmu sehingga apabila mereka keluar dari sisimu mereka berkata kepada orang yang lebih diberi ilmu pengetahuan (sahabat-sahabat Nabi) : 'Apakah yang dikatakan tadi ?' Mereka itulah orang-orang yang dikunci mati hati mereka oleh Allah dan mengikuti hawa nafsu mereka" [Muhammad : 16]

Takutlah terhadap diri-diri kalian ! (wahai hamba Allah), dari keadaan yang terjadi pada orang-orang munafik, berusaha dan bersemangatlah untuk bersikap sebagaimana para sahabat Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam. Ketahuilah ! sebagaimana Allah 'Azza wa Jalla telah mencela orang-orang yang berpaling dan lalai, sungguh Allah 'Azza wa Jalla memuji orang-orang yang mendengarkan perkataan lalu memahami seperti yang dimaksud oleh Allah 'Azza wa Jalla, lalu mengamalkannya, Allah 'Azza wa Jalla berfirman.

"Artinya : Sebab itu sampaikanlah berita itu kepada hamba-hambaKu, yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal" [Az-Zumar : 17-18]

Ketahuilah wahai hamba Allah yang muslim, bahwa tidak ada pilihan bagi kalian terhadap perintah Allah yang diperintahkan kepadamu ! tidak ada lagi pilihan bagimu ! baik engkau kerjakan ataupun tidak.

Tidak ada lagi pilihan bagimu terhadap larangan Allah 'Azza wa Jalla yang engkau dilarang darinya ! baik engkau tinggalkan ataupun tidak ! Engkau dan apa yang engkau miliki semuanya adalah milik Allah 'Azza wa Jalla engkau hamba Allah, dan Allah 'Azza wa Jalla adalah tuanmu. Bagi seorang hamba, hendaknya mencamkan dalam dirinya untuk mendengar dan taat kepada perintah tuannya, sekalipun perintah itu nampak berat atas dirinya. Dan kalau tidak taat, tentu akan mendapatkan murka dari majikannya.

Dan Allah 'Azza wa Jalla telah meniadakan keimanan dari orang-orang yang tidak ridha dengan hukumNya dan tidak tunduk kepada RasulNya dan perintah RasulNya, Allah berfirman.

"Artinya : Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mu'min dan tidak (pula) bagi perempuan yang mu'min, apabila Allah dan RasulNya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan RasulNya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nayata" [Al-Ahzab : 36]

Sesudah itu, hendaklah anda (wahai para pembaca yang mulia) bersama dengan saya memperhatikan perbandingan ini :

Kita tadi telah mengatakan : Bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam pergi ke Zainab binti Jahsiy Radhiyallahu 'anha untuk meminangnya bagi Zaid bi Haritsah. Awalnya Zainab menolak, karena pinangan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam hanya bersifat menolong semata, (bukan perintah). Maka tatkala turun ayat, berubahlah perkaranya menjadi perintah untuk taat (kepada Allah dan RasulNya).

Tidak ada keleluasaan bagi zainab binti Jahsiy sesudah turunnya ayat itu, kecuali (harus) mendengar dan taat. Dan kalaulah perkaranya hanya menolong semata, tentu Zainab binti Jahsiy berhak menolak (jika tidak setuju), karena seorang wanita berhak memilih calon suami, sebagaimana lelaki memilih calon istri, dan inilah yang terjadi pada kisah Barirah :

Dan kisahnya Barirah adalah sebagaimana diriwayatkan Imam Bukhari : "Bahwa 'Aisyah Ummul Mu'minin Radhiyallahu 'anha membeli seorang budak bernama Barirah, lalu 'Aisyah memerdekakannya. Barirah ini mempunyai suami bernama Mughis (dan ia juga seorang budak). Maka tatkala dimerdekakan Barirah mempunyai hak untuk memilih, apakah ia tetap berdampingan dengan suaminya (yang seorang budak), atau bercerai. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam memberikan pilihan baginya. Ternyata Barirah memilih untuk bercerai dengan suaminya.

Adapun suaminya, sungguh sangat mencintainya dengan kecintaan yang sangat. Hingga tatkala Barirah memilih bercerai dengannya, ia berjalan-jalan di belakang Barirah di kampung-kampung kota Madinah dalam keadaan menangis. Maka tatkala Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam melihat keadaannya itu, beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam berkata kepada paman beliau Abbas : "Tidakkah engkau heran terhadap kecintaan Mughis kepada Barirah ? sedang Barirah tidak menyukai Mughis ?" Lalu Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam berkata kepada Barirah : "Wahai Barirah, mengapa engkau tidak kembali kepada sumimu?" sesungguhnya ia adalah suamimu dan ayah dari anak-anakmu!" Maka Barirah berkata : "Wahai Rasulullah, apakah engkau memerintah atau hanya mengajurkan saja ?"

Allahu Akbar !! perhatikanlah wahai para pembaca pertanyaan Barirah ini !! Wahai Rasulullah, apakah engkau memerintah ? Sehingga aku tidak berhak menyelisihi perintahmu ? atau engkau hanya menganjurkan saja sehingga aku boleh berpendapat dengan pikiranku? Rasululah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : "Aku hanya mengajurkan saja !". Barirah berkata : "Aku tidak membutuhkan suamiku lagi !!"

Disini kami berkata : "Pertama kali Zainab binti Jahsiy menolak untuk menikah dengan Zaid bin Haritsah, karena masalahnya hanyalah anjuran semata, maka tatkala turun wahyu perkaranya berubah menjadi ketaatan atau maksiat.

Zainab binti Jahsiy berkata : "Wahai Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam apakah engkau meridhai aku menikah dengannya ?" Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab : "Ya". Jika demikian aku tidak akan mendurhakai Allah dan RasulNya.

Dan juga terhadap Barirah, tatkala Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menawarkan agar ia kembali kepada suaminya, ayah dari anak-anaknya yang tidak dapat bersabar untuk berpisah dengannya, Barirah meminta penjelasan : "Apakah engkau menyuruhku wahai Rasulullah ?" Sehingga tidak ada keleluasaan bagiku kecuali harus mendengar dan taat ? Maka tatkala Rasulullah bersabda : "Aku hanya menganjurkan" berkatalah Barirah : "Aku tidak membutuhkannya lagi".

Demikianlah adab para Sahabat terhadap Allah dan Rasulnya, serta beragama karena Allah dan RasulNya dengan sikap mendengar dan taat, maka Allah menguasakan kepada mereka dunia ini, dan masuklah manusia ditangan mereka kepada agama Allah secara berbondong-bondong. Adapun kita, tatkala tidak beradab kepada Allah dan RasulNya, kita bimbang dan menimbang-nimbang antara perintah dan larangan-laranganNya (kita kerjakan atau tidak kita kerjakan), maka jadilah keadaan kita ini sebagaimana yang kita saksikan saat ini, maka demi Allah, kepadaNya-lah kalian mohon pertolongan, wahai kaum muslimin !

"Artinya : Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepadaNya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi)" [Az-Zumar : 54]

"Artinya : Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung" [An-Nuur : 31]

Kamis, 30 Juni 2011

Metode Terbaik Dalam Berdakwah

Oleh
Syaikh Abdul Aziz bin Baz





Pertanyaan:
Syaikh Abdul Aziz bin Baz ditanya : Ada dua surat yang menanyakan tentang metode terbaik untuk berdakwah (mengajak manusia ke jalan Allah ) dan tentang metode terbaik untuk amar ma'ruf nahi mungkar. Disebutkan oleh para penulis surat tersebut, bahwa mereka mendapatkan banyak kesalahan di kalangan kaum muslimin, mereka merasa iba terhadap kondisi tersebut sehingga mendambakan sesuatu untuk merubah kemungkaran tersebut. Karena itu, mereka mohon pengarahan.

Jawaban:
Allah Subhanahu wa Ta'ala telah menjelaskan metode dakwah dan hal-hal yang harus dimiliki oleh seorang dai, Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman.

"Artinya : Katakanlah, Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata'." [Yusuf : 108].

Jadi, seorang dai harus mengetahui (baca: menguasai) apa-apa yang diserukannya dan apa-apa yang dilarangnya sehingga tidak berbicara atas nama Allah tanpa berdasarkan ilmu. Di samping itu, ia pun harus ikhlas karena Allah dalam berdakwah, bukan untuk mengajak kepada suatu madzhab dan bukan pula kepada pendapat si fulan atau fulan, akan tetapi mengajak kepada Allah untuk mendapatkan pahala dan ampunanNya serta mengharapkan baiknya manusia. Karena itu, harus dilandasi dengan keikhlasan dan berdasarkan ilmu yang mapan. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman.

"Artinya : Serulah (manusia) kepada jalan Rabbmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik."[An-Nahl: 125].

Ayat ini menerangkan tentang metode berdakwah, yaitu dengan hikmah, yakni harus dengan ilmu. Allah dan RasulNya menyebut ilmu itu dengan sebutan hikmah, karena ilmu itu menyangkal kebatilan dan membantu manusia untuk mengikuti yang haq. Bersama ilmu itu harus pula disertai pelajaran (wejangan) yang baik dan bantahan yang lebih baik saat diperlukan, karena sebagian orang cukup dengan penjelasan al-haq, maka tatkala kebenaran (al-haq) itu tampak baginya, ia langsung menerimanya. Dalam kondisi begitu, tidak perlu lagi wejangan. Namun sebagian orang ada yang polos (tidak bereaksi) dan ada yang keras sehingga perlu nasehat (wejangan) yang baik. Maka seorang dai, harus memberikan wejangan dan mengingatkan kepada Allah saat itu dibutuhkan. Ini untuk kondisi yang berhadapan dengan orang-orang jahil dan orang-orang lengah serta orang-orang yang suka bersikap menggampangkan (menganggap remeh), untuk orang-orang semacam itu perlu diberikan wejangan agar mereka terbuka dan puas serta menerima kebenaran. Ada pula orang yang telah diliputi keraguan, untuk yang semacam ini perlu didebat (dibantah) dengan tujuan untuk membongkar keraguan tersebut. Maka sang dai dalam menghadapi situasi seperti ini perlu menerangkan kebenaran disertai dalil-dalilnya serta membantah keraguan tersebut dengan cara yang lebih baik, hal ini tidak menghilangkan keraguan tersebut dengan dalil-dalil syari'at. Perlu diingat, bahwa dalam hal ini harus dengan perkataan yang baik, tutur kata yang halus dan lembut, tidak kasar dan tidak keras agar orang yang didakwahinya tidak antipati terhadap al-haq dan tetap bertahan pada kebatilannya. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman.

"Artinya : Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu." [Ali Imran: 159]

Ketika Allah memerintahkan Musa dan Harun untuk menemui Fir'aun, Allah berfirman.

"Artinya : Maka berbicalah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut mudah-mudahan ia ingat atau takut." [Thaha: 44].

Dalam sebuah hadits shahih Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.

"Artinya : Sesungguhnya, tidaklah kelembutan itu ada pada sesuatu kecuali ia akan membaguskannya, dan tidaklah (kelembutan) itu tercabut dari sesuatu, kecuali akan memburukkannya."[1]

Dalam hadits lain beliau bersabda.

"Artinya : Barangsiapa yang tidak terdapat kelembutan padanya, maka tidak ada kebaikan padanya."[2]

Dari itu, seorang dai hendaknya memelihara al-haq, bersikap lembut terhadap mad'u (orang yang didakwahinya), berusaha untuk senantiasa ikhlas karena Allah dan mengatasi berbagai perkara dengan cara yang telah digariskan oleh Allah, yaitu ber-dakwah dengan hikmah (ilmu), nasehat/wejangan yang baik dan bantahan yang lebih baik. Semua ini harus berdasarkan ilmu sehingga sasarannya merasa puas untuk menerima al-haq dan agar menghilangkan keraguan dari orang yang telah diliputi keraguan serta agar hati orang yang keras dan membatu pun menjadi luluh, karena hati manusia itu bisa luluh dengan seruan dakwah, wejangan yang baik dan penjelasan tentang kebaikan di sisi Allah bagi yang mau menerima al-haq serta tentang bahaya besar bagi yang menolak al-haq setelah al-haq itu datang menghampirinya, dan nasehat-nasehat hal yang senada.

Kemudian tentang mereka yang melaksanakan amar ma'ruf nahi mungkar, hendaknya berperilaku dengan adab-adab yang syar'i, ikhlas karena Allah dalam beraktifitas, berakhlaq dengan akhlaq para dai, yaitu lembut dan tidak kasar kecuali jika itu memang diperlukan, misalnya saat menghadapi kezhaliman, kesombongan dan penentangan, maka saat itu perlu menggunakan kekuatan, sebagaimana ditunjukkan oleh firman Allah Subhanahu wa Ta'ala.

"Artinya : Dan janganlah kamu berdebat dengan Ahli Kitab, melainkan dengan cara yang paling baik, kecuali dengan orang-orang zhalim di antara mereka." [Al-Ankabut: 46]

Dan sabda Nabi Shallalahu 'alaihi wa sallam.

"Artinya : Barangsiapa di antara kalian melihat suatu kemungkaran, maka hendaklah ia merubahnya dengan tangannya, jika tidak bisa maka dengan lisannya, dan jika tidak bisa juga maka dengan hatinya, itulah selemah-lemahnya iman."[3]

Adapun untuk selain mereka, dalam rangka menegakkan amar ma'ruf nahi mungkar, hendaknya menggunakan metode para dai, yaitu mengingkari kemungkaran dengan halus dan disertai hikmah, mengungkapkan hujjahnya agar pelaku kemungkaran bisa menerima al-haq dan menghentikan kebatilannya. Ini pun dilakukan sesuai kesanggupan, sebagaimana firman Allah.

"Artinya : Maka bertaqwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu." [At-Taghabun: 16]

Dan sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.

"Artinya : Barangsiapa di antara kalian melihat suatu kemungkaran."

Ayat yang menghimpun itu terdapat pada firmanNya.

"Artinya : Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka (adalah) menjadi penolong sebagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang mungkar." [At-Taubah: 71]

Dan ayat.

"Artinya : Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah." [Ali Imran: 110]

Allah Subhanahu wa Ta'ala telah mengancam dan melaknat orang-orang yang tidak menegakkan amar ma'ruf nahi mungkar melalui lisan Dawud dan Isa bin Maryam, sebagaimana disebutkan dalam surat Al-Ma'idah,

"Artinya : Telah dilaknati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan 'Isa putera Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas. Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan mungkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu."[Al-Ma'idah: 78-79]

Jadi, perkara ini sangat agung dan tanggung jawabnya pun besar, maka wajib atas ahli iman, para penguasa, ulama dan kaum muslimin lainnya yang memiliki kemampuan, kesanggupan dan ilmu, untuk mencegah kemungkaran dan mengajak kepada kebaikan. Kewajiban ini bukan untuk suatu golongan saja, walaupun memang ada golongan yang lebih wajib dan lebih bertanggung jawab, tapi keberadaan golongan tersebut tidak begitu saja menggugurkan kewajiban ini dari yang lainnya, bahkan golongan lain itu wajib membantu golongan tersebut agar tercipta kondisi yang saling mendukung dalam rangka mencegah kemungkaran dan mengajak kepada kebaikan, sehingga kebaikan semakin marak, sementara keburukan semakin berkurang. Lebih-lebih lagi jika golongan tersebut (yang paling bertanggung jawab) tidak mampu melaksanakan dengan sempurna dan belum mencapai maksud yang diharapkan, kendati wejangan dan ajakan telah banyak di-sampaikan, namun keburukan tetap bertebaran, maka wajib bagi yang mampu untuk ikut membantu.

Jika golongan tersebut telah melaksanakannya, maka kewajiban ini telah gugur dari golongan lainnya di tempat tersebut atau di negeri tersebut, karena amar ma'ruf nahi mungkar itu hukumnya fardhu kifayah. Jika orang-orang yang bertugas atau orang-orang shalih telah melaksanakannya untuk menghilangkan kemungkaran dan mengajak kepada kebaikan, maka bagi golongan lainnya hukumnya sunnah. Adapun kemungkaran yang tidak dapat dihilangkan oleh orang yang selain anda, umpamanya, karena anda berada di desa tersebut atau kabilah atau perkampungan tersebut, dan di sana tidak ada orang yang mengajak kepada kebaikan, maka anda harus menegakkan amar ma'ruf nahi mungkar selama anda mengetahuinya, karena anda bisa mencegahnya, maka hukumnya wajib atas anda. Jika ada orang lain bersama anda, maka hukumnya menjadi fardhu kifayah. Jika salah seorang dari anda telah melaksanakan, maka tercapailah maksudnya. Tapi jika anda semua tidak melaksanakannya, maka anda semuanya berdosa.

Kesimpulannya, bahwa hukumnya adalah fardhu kifayah, jika telah ada yang melaksanakan dari antara masyarakat atau kabilahnya dan mencapai tujuannya, maka kewajiban ini gugur dari yang lainnya (dalam masyarakat tersebut).

Demikian juga dakwah, jika semua meninggalkannya, maka semuanya berdosa. Tapi jika telah ada orang yang mapan dalam berdakwah, memberi wejangan dan mencegah kemungkaran, maka bagi yang lainnya sunnah saja, karena ini merupakan kerjasama dalam kebaikan dan saling tolong menolong dalam kebaikan dan ketakwaan.

[Majmu' fatawa Syaikh Ibnu Baz, juz 4, hal. 24O]


[Disalin dari buku Al-Fatawa Asy-Syar’iyyah Fi Al-Masa’il Al-Ashriyyah Min Fatawa Ulama Al-Balad Al-Haram, edisi Indonesia Fatwa-Fatwa Terkini-2, Darul Haq]
_________
Foote Note
[1]. HR. Muslim dalam Al-Birr wash Shilah (2594).
[2]. HR. Muslim dalam Al-Birr wash Shilah (2592).
[3]. Dikeluarkan oleh Muslim dalam kitab Shahihnya, kitab Al-lman (49).

Prioritas Dalam Dakwah

Oleh
Syaikh Abdul Aziz bin Baz





Pertanyaan.
Syaikh Abdul Aziz bin Baz ditanya : Mana yang seharusnya diprioritaskan dalam lingkup dakwah Islamiyah ; berupa kegiatan sosial semacam pembangunan masjid dan pemberian bantuan bagi kum lemah, ataukah mendakwahi pemerintah untuk menerapkan syariat Islam dan memerangi berbagai kerusakan ?

Jawaban.
Yang wajib atas para ulama adalah memulai dengan apa yang para Rasul Shallallahu ‘alaihi wa sallam mulai, yang berkaitan dengan masyarakat kuffar dan negara-negara non Islam, yaitu mengajak kepada Tauhidullah (beribadah hanya kepada Allah) dan meninggalkan penyembahan kepada selain Allah, beriman kepada Allah sesuai dengan kemuliaan dan keagunganNya, beriman kepada RasulNya Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan mencintainya berikut para pengikutnya.

Disamping itu, hendaknya mereka mengajak kaum muslimin di setiap tempat untuk senantiasa berpegang teguh dengan syariat Islam dan selalu konsisten, menasehati para penguasa, membantu dan membimbing orang-orang yang perlu dibantu dan dibimbing.

Kemudian dari itu, hendaknya para ulama senantiasa eksis dalam berdakwah, antusias terhadap kegiatan-kegiatan sosial, mengunjungi para penguasa dan memotivasi mereka untuk berbuat kebaikan serta menganjurkan mereka untuk memberlakukan syari’at dan menerapkannya pada masyarakat. Hal ini sebagai pengamalan firman Allah Azza wa Jalla.

“Artinya : Maka demi Rabbmu, mereka pada (hakikatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya” [An-Nisa : 65]

Dan firmanNya.

“Artinya : Apakah hukum jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yanjg yakin ?” [Al-Maidah : 50]

Dan masih banyak lagi ayat-ayat lain yang semakna.

[Majalah Al-Buhuts Al-Islamiyah, edisi 32, hal.119, Syaikh Ibnu Baz]


[Disalin dari. Kitab Al-Fatawa Asy-Syar’iyyah Fi Al-Masa’il Al-Ashriyyah Min Fatawa Ulama Al-Balad Al-Haram, edisi Indonesia Fatwa-Fatwa Terkini-2, hal 250-251 Darul Haq]

GHOSHOB

  Jika di pesantren, istilah ini sudah sangat familiar. Hanya saja pengertian dan prakteknya sesungguhnya ada perbedaan dari makna ghoshob s...