Selasa, 15 Juli 2014

Amalan pelindung sihir / Ilmu hitam




Amalan yang dibaca sebagai pelindung sihir/penolak sihir (ILMU HITAM) .

Terkait dengan sihir, ada dua bentuk penanggulangan. Pertama, tindakan prevensi untuk menghindari sihir, dan kedua, pengobatan bagi yang terkena sihir.

Sebelum Terkena Sihir

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menghindarinya:

1. Berusaha melaksanakan kewajiban, menjauhi larangan, dan bertaubat dari setiap maksiat. Semua aktivitas ini akan menjadi sebab Allah melindunginya. Nabi shallallohu ‘alaihi wa sallam pernah memberikan beberapa pesan kepada Ibnu Abbas, diantaraya:

احْفَظِ اللَّهَ يَحْفَظْكَ، احْفَظِ اللَّهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ

“Jagalah Alloh, niscaya Alloh akan menjagamu. Jagalah Allah, niscaya kamu jumpai Dia di hadapanmu…” (HR. Ahmad 2669, Tirmidzi 2516, dan dishahihkan al-Albani)

2. Banyak membaca Alquran atau dzikir lainnya. Di antarannya adalah dzikir pagi petang dan dzikir sebelum tidur. Jadikan aktivitas ini sebagai wirid harian.

Orang yang rajin berdzikir, membaca Alquran, hatinya akan senantiasa hidup. Lebih dari itu, Allah menjanjikan orang yang membaca dzikir pagi petang, dia akan mendapatkan perlindungan dari-Nya.

3. Makan tujuh kurma Madinah setiap pagi. Ini berdasarkan hadis dari Sa’ad bin Abi Waqqash radhiyallohu ‘anhu, Nabi shallallohu ‘alaihi wa sallam bersabda:

من أكل سبع تمرات مما بين لابتيها حين يصبح، لم يضره سم حتى يمسي

“Siapa yang makan tujuh kurma dari daerah ini (Madinah) ketika pagi, maka tidak akan terkena bahaya racun, sampai sore.” (HR. Muslim 2047).

Dalam riwayat lain, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

من اصطبح بسبع تمرات عجوة لم يضره ذلك اليوم سم ولا سحر

“Siapa yang sarapan dengan 7 kurma ajwah, maka racun dan sihir tidak akan membahayakannya di hari itu.” (HR. Bukhari 5779 dan Muslim 2047).



Apabila sudah Terkena Sihir

Kemudian, jika ada orang yang mengalami ujian dengan terkena sihir, hendaknya dia mengharap pahala kepada Allah atas musibah ini, dan berusaha mengobatinya.

Pengobatan sihir bisa dilakukan dengan cara:



1. Mandi dengan air yang telah dicampur daun bidara ((widara (Sd., Jw.) bukol (Md.); kom,kon (Timor); bidara (Bugis.); rangga (Bima); serta kalangga (Sumba))

Persiapan: Siapkan 7 daun bidara hijau, dan seember air yang cukup untuk mandi.

Caranya:

a. Haluskan daun bidara dengan ditumbuk, dan campurkan ke dalam air yang telah disiapkan.

b. Sebelumnya Baca ayat-ayat berikut di dekat air (di luar kamar mandi):

1) Baca ta’awudz: a-‘uudzu billahi minas syaithanir rajiim

2) Ayat kursi (QS. Al-Baqarah: 255)

3) QS. Al-A’raf, dari ayat 117 sampai 122

4) QS. Yunus, dari ayat 79 sampai 82

5) QS. Taha, dari ayat 65 sampai 70

6) Surat Al-Kafirun, Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas

7) Minumkan air tersebut di atas 3 kali (bisa gunakan gelas kecil)

8) Gunakan sisanya untuk mandi.

9) Cara seperti ini bisa dilakukan beberapa kali, sampai pengaruh sihirnya hilang.

(Metode ini disebutkan oleh Dr. Said bin Ali bin Wahf al-Qohthani dalam buku beliau Ad-Dua wa Yalihi Al-Ilaj bi Ar-Ruqa, Hal. 35).



2. Membaca ruqyah kemudian ditiupkan

Caranya:

a. Baca surat Al-Fatihah, ayat kursi, dua ayat terakhir surat Al-Baqarah, surat Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas.

b. Ulangi sebanyak 3 kali atau lebih

c. Baca ayat di atas, sampil ditiupkan dan diusapkan ke bagian tubuh yang sakit.

d. Baca doa-doa ketika menjenguk orang sakit.



Menghancurkan simpul sihir

Cara ini adalah metode menghilangkan sihir yang paling mujarab. Hanya saja, cara kedua ini agak sulit dilakukan, karena harus diketahui simpul sihir yang ditanam oleh dukun. Jika simpul sihir ini bisa dihancurkan maka pengaruh sihir akan hilang total.

Sebagaimana hal ini pernah dialami oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, seperti yang disebutkan dalam Shahih Bukhari dan Shahih Muslim.

Berikut redaksi kisah yang lebih lengkap ( oleh At-Tsa’alibi dalam tafsirnya dan dinukil oleh Ibnu katsir:

Dari Ibnu Abbas dan A’isyah radhiyallahu ‘anhuma) menceritakan:

Dulu ada seorang remaja Yahudi yang menjadi pelayan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sehingga, datanglah beberapa orang Yahudi menemui anak ini. Sampai akhirnya si remaja ini mengambil rontokan rambut kepala Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan potongan sisir rambut, dan dia berikan ke orang Yahudi. Akhirnya, mereka gunakan rambut ini sebagai bahan untuk menyihir Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Pelaku sihir adalah seorang Yahudi Bani Zuraiq, namanya Labid bin A’sham. Simpul sihir dari rambut tersebut di tanam di sumur milik Bani Zuraiq, namanya sumur Dzarwan.



Karena pengaruh sihir ini, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam jatuh sakit, sampai rambut beliau mudah rontok. Beliau seolah-olah melakukan sesuatu dengan istrinya padahal tidak melakukan apapun. Sampai akhirnya beliau bermimpi, beliau melihat ada dua malaikat yang datang. Yang satu duduk di dekat kepala beliau dan yang satu duduk di dekat kaki beliau.



Malaikat pertama bertanya, “Apa yang terjadi dengan orang ini?” “Dia tersihir.” Jawab Malaikat kedua. “Siapa yang menyihir?” Tanya malaikat pertama. “Labid bin A’sham orang Yahudi.” Jawab malaikat kedua. “Dengan apa dia disihir?” Jawabnya: “Dengan rambut dan potongan sisir.” “Di mana simpul sisirnya?” Jawabnya: “Dibungkus kulit mayang kurma, ditindih batu, di dalam sumur Dzarwan.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam terbangun. Kemudian beliau berangkat ke sumur Dzarwan di Bani Zuraiq bersama Ali bin Abi Thalib, Zubair bin Awam, dan Ammar bin Yasir.

Ali diperintahkan untuk mengambil batu itu, untuk mengeluarkan bungkus simpul sihir. Ketika itu, Allah menurunkan dua surat Al-Muawidzatain (surat Al-Falaq dan An-Nas). Sebelumnya, Ali bin Abi Thalib diperintahkan untuk membaca dua surat tersebut. Ternyata di dalamnya ada beberapa helai rambut dan potongan sisirnya. Di sana juga ada ikatan buntalan jumlahnya ganjil. Selanjutnya benda itu dimusnahkan dan sumurnya ditutup.



Seketika itu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam langsung terasa ringan dan hilang pengaruh sihirnya. Setelah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kembali, beliau sampaikan kepada istrinya:

يَا عَائِشَةُ، كَأَنَّ مَاءَهَا نُقَاعَةُ الحِنَّاءِ، أَوْ كَأَنَّ رُءُوسَ نَخْلِهَا رُءُوسُ الشَّيَاطِينِ

“Hai Aisyah, air sumur itu seperti terkena daun pacar (inai). Atau seolah pangkal mayang kurma seperti kepala setan.” (HR. Bukhari 5763)



Imam Ibnul Qoyim dalam Zadul Ma’ad mengatakan:

Cara menyembuhkan sakit ini ada dua, di antaranya adalah mengeluarkan sumber sihir dan menghancurkannya. Ini adalah cara yang paling sempurna. Sebagaimana terdapat riwayat yang shahih dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa beliau berdoa kepada Allah tentang sumber sihir yang menimpa beliau, kemudian Allah tunjukkan bahwa pangkalnya ada di dalam sumur, dengan rambut dan potongan sisir dibungkus mayang kurma jantan. Ketika benda itu dikeluarkan, pengaruh sihir itu langsung hilang, seolah beliau baru terbebas dari ikatan. Inilah metode yang paling ampuh untuk mengobati orang yang terkena sihir. Seperti halnya menghilangkan sumber penyakit dalam tubuh (Zadul Ma’ad, 4:113)



Ayat - ayat pelindung sihir



خَتَمَ اللَّهُ عَلَى قُلُوبِهِمْ وَعَلَى سَمْعِهِمْ وَعَلَى أَبْصَارِهِمْ غِشَاوَةٌ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ

Khotamallohu 'alla quluubihim wa'alaa sam'ihim wa’ala abshorihim ghisyaawatuwwalahum 'adzaabun 'adhiim 100x [Qs. Al Baqarah: 7]

أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ خَرَجُوا مِنْ دِيَارِهِمْ وَهُمْ أُلُوفٌ حَذَرَ الْمَوْتِ

Alam taro ilalladziina khorojuu min diyaarihim wahum uluufun hadzarolmaut 100x [Q.s al baqoroh ;243]



Hashantukum bilhayyil qoyyum, wadafa'tu 'ankumusuu'a bialfi alfi lahaulaa walaa quwata illaa bilaahil 'aliyyil 'adhiim 100x

لا تُدْرِكُهُ الأبْصَارُ وَهُوَ يُدْرِكُ الأبْصَارَ وَهُوَ اللَّطِيفُ الْخَبِيرُ

Laa tudrikuhul abshooru wahuwa yudrikul abshooro wahuwallathiiful khobir 1x Surat [Al An'Am 103]

وَقَدِمْنَا إِلَى مَا عَمِلُوا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنَاهُ هَبَاءً مَنْثُورًا

Wa qodimnaa ilaa maa 'amiluu min 'amalin faja'alnahu hbaa ammantsuro 1x [Al-furqon ;23]

أَسْتَغْفِرُ اللهَ اْلعَظِيْمِ

Astaghfirulaahal 'adhiim 100x

اَللَّهُمّ صَلَّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمّدٍ وَعَلَى آلِى سَيِّدِنَا مُحَمّدٍ

Allahumma shalli 'alaa sayyidinaa muhammadin wa'alla ali sayyidina muhammad 100x

يَا هُوَ سِرُّ اللهُ

Yaa huwa sirrullooh 100x

Yaa huwa shifatullooh 100x

Yaa huwa wujuudullooh 100x

Yaa huwa af'aalullooh 100x

Yaa Fattahu yaa rozzaqu 100X

Bismillahirrohmanirrohim,

يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَتْكُمْ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَشِفَاءٌ لِمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ

surah yunus ayat 57 ( juga pengusir jin)

Referensi:

Ad-Dua wa Yaliihi Al-’Ilaj bi Ar-Ruqa min Al-Kitab wa As-Sunnah, Dr. Said bin Wahf Al-Qahthani, Kementrian Urusan Islam & Dakwah, KSA.

Alam As-Sihri wa Sya’wadzah, Dr. Umar Sulaiman Al-Asyqar, Dar An-Nafais.



QS , AL hasyr 10 dapat menjadi amalan untuk menghindarkan diri dari kedengkian orang

Minggu, 13 Juli 2014

Orang-orang Yang Didoakan Oleh Para Malaikat










Inilah orang - orang yang didoakan oleh para malaikat :

1. Orang yang tidur dalam keadaan bersuci.
Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang tidur dalam keadaan suci, maka
malaikat akan bersamanya di dalam pakaiannya. Dia tidak akan bangun hingga
malaikat berdoa 'Ya Allah, ampunilah hambamu si fulan karena tidur dalam
keadaan suci".

(Imam Ibnu Hibban meriwayatkan dari Abdullah bin Umar ra., hadits ini
dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wat Tarhib I/37)


2. Orang yang sedang duduk menunggu waktu shalat.
Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah salah seorang diantara kalian yang duduk
menunggu shalat, selama ia berada dalam keadaan suci, kecuali para malaikat
akan mendoakannya 'Ya Allah, ampunilah ia. Ya Allah sayangilah ia'"

(Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., Shahih Muslim no. 469)


3. Orang - orang yang berada di shaf barisan depan di dalam shalat
berjamaah.
Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya
bershalawat kepada (orang - orang) yang berada pada shaf - shaf terdepan"

(Imam Abu Dawud (dan Ibnu Khuzaimah) dari Barra' bin 'Azib ra., hadits ini
dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud I/130)


4. Orang - orang yang menyambung shaf pada sholat berjamaah (tidak
membiarkan sebuah kekosongan di dalam shaf).
Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah dan para malaikat selalu
bershalawat kepada orang - orang yang menyambung shaf - shaf"

(Para Imam yaitu Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban dan Al Hakim
meriwayatkan dari Aisyah ra., hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani
dalam Shahih At Targhib wat Tarhib I/272)


5. Para malaikat mengucapkan 'Amin' ketika seorang Imam selesai membaca Al
Fatihah.
Rasulullah SAW bersabda, "Jika seorang Imam membaca 'ghairil maghdhuubi
'alaihim waladh dhaalinn', maka ucapkanlah oleh kalian 'aamiin', karena
barangsiapa ucapannya itu bertepatan dengan ucapan malaikat, maka ia akan
diampuni dosanya yang masa lalu".

(Imam Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., Shahih Bukhari no. 782)


6. Orang yang duduk di tempat shalatnya setelah melakukan shalat.
Rasulullah SAW bersabda, "Para malaikat akan selalu bershalawat kepada salah
satu diantara kalian selama ia ada di dalam tempat shalat dimana ia
melakukan shalat, selama ia belum batal wudhunya, (para malaikat) berkata,
'Ya Allah ampunilah dan sayangilah ia"

(Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah, Al Musnad no. 8106, Syaikh Ahmad
Syakir menshahihkan hadits ini)


7. Orang - orang yang melakukan shalat shubuh dan 'ashar secara berjama'ah.
Rasulullah SAW bersabda, "Para malaikat berkumpul pada saat shalat shubuh
lalu para malaikat ( yang menyertai hamba) pada malam hari (yang sudah
bertugas malam hari hingga shubuh) naik (ke langit), dan malaikat pada siang
hari tetap tinggal. Kemudian mereka berkumpul lagi pada waktu shalat 'ashar
dan malaikat yang ditugaskan pada siang hari (hingga shalat 'ashar) naik (ke
langit) sedangkan malaikat yang bertugas pada malam hari tetap tinggal, lalu
Allah bertanya kepada mereka, 'Bagaimana kalian meninggalkan hambaku?',
mereka menjawab, 'Kami datang sedangkan mereka sedang melakukan shalat dan
kami tinggalkan mereka sedangkan mereka sedang melakukan shalat, maka
ampunilah mereka pada hari kiamat'"

(Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., Al Musnad no. 9140, hadits
ini dishahihkan oleh Syaikh Ahmad Syakir)


8. Orang yang mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuan orang yang didoakan.
Rasulullah SAW bersabda, "Doa seorang muslim untuk saudaranya yang dilakukan
tanpa sepengetahuan orang yang didoakannya adalah doa yang akan dikabulkan.
Pada kepalanya ada seorang malaikat yang menjadi wakil baginya, setiap kali
dia berdoa untuk saudaranya dengan sebuah kebaikan, maka malaikat tersebut
berkata 'aamiin dan engkaupun mendapatkan apa yang ia dapatkan'"

(Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Ummud Darda' ra., Shahih Muslim no.
2733)


9. Orang - orang yang berinfak.
Rasulullah SAW bersabda, "Tidak satu hari pun dimana pagi harinya seorang
hamba ada padanya kecuali 2 malaikat turun kepadanya, salah satu diantara
keduanya berkata, 'Ya Allah, berikanlah ganti bagi orang yang berinfak'. Dan
lainnya berkata, 'Ya Allah, hancurkanlah harta orang yang pelit'"

(Imam Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., Shahih
Bukhari no. 1442 dan Shahih Muslim no. 1010)


10. Orang yang sedang makan sahur.
Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya
bershalawat kepada orang - orang yang sedang makan sahur"

(Imam Ibnu Hibban dan Imam Ath Thabrani, meriwayaatkan dari Abdullah bin
Umar ra., hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At
Targhiib wat Tarhiib I/519)


11. Orang yang sedang menjenguk orang sakit.
Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah seorang mukmin menjenguk saudaranya
kecuali Allah akan mengutus 70.000 malaikat untuknya yang akan bershalawat
kepadanya di waktu siang kapan saja hingga sore dan di waktu malam kapan
saja hingga shubuh"

(Imam Ahmad meriwayatkan dari 'Ali bin Abi Thalib ra., Al Musnad no. 754,
Syaikh Ahmad Syakir berkomentar, "Sanadnya shahih")

12. Seseorang yang sedang mengajarkan kebaikan kepada orang lain.
Rasulullah SAW bersabda, "Keutamaan seorang alim atas seorang ahli ibadah
bagaikan keutamaanku atas seorang yang paling rendah diantara kalian.
Sesungguhnya penghuni langit dan bumi, bahkan semut yang di dalam lubangnya
dan bahkan ikan, semuanya bershalawat kepada orang yang mengajarkan kebaikan
kepada orang lain"

(Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dari Abu Umamah Al Bahily ra., dishahihkan
oleh Syaikh Al Albani dalam Kitab Shahih At Tirmidzi II/343)

Semoga Bermanfaat




Imran Djau ( IMU )
081384486646/087877680545

GHOSHOB

  Jika di pesantren, istilah ini sudah sangat familiar. Hanya saja pengertian dan prakteknya sesungguhnya ada perbedaan dari makna ghoshob s...