1. Membaca bismilllahi wallahu akbar
Artinya adalah Dengan nama Allah, Allah Maha Besar.
عَنْ أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ قَالَ: " كَانَ رَسُولُ اللهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُضَحِّي بِكَبْشَيْنِ أَقْرَنَيْنِ
أَمْلَحَيْنِ، وَكَانَ يُسَمِّي وَيُكَبِّرُ، وَلَقَدْ رَأَيْتُهُ
يَذْبَحُهُمَا بِيَدِهِ وَاضِعًا عَلَى صِفَاحِهِمَا قَدَمَهُ "
Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu berkata: "Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa salam menyembelih dua ekor domba yang bertanduk
dan berbulu putih sedikit kehitaman. Beliau membaca nama Allah dan membaca takbir.
Aku telah melihat beliau menyembelih kedua doamba itu dengan tangannya
sendiri dengan menekankan telapak kakinya kepada sisi leher kedua domba
tersebut." (HR. Bukhari no. 5558, Muslim no. 1966, Tirmidzi no.
1494, Ibnu Majah no. 3120, Ad-Darimi no. 1945, Ahmad no. 11960, Abu
Ya'la no. 3247-3248, Ibnu Jarud no. 909, Ibnu Hibban no. 5900-5901, Ibnu
Khuzaimah no. 2896 dan lain-lain)Dalam sebuah riwayat imam Muslim dari Qatadah dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu mengatakan:
وَيَقُولُ: «بِاسْمِ اللهِ وَاللهُ أَكْبَرُ»
"Dan beliau shallallahu 'alaihi wa salam membaca:Bismillahi wallahu akbar." (HR. Muslim no. 1966)2. Membaca Bismillahi Allahumma taqabbal minni
Artinya adalah Dengan nama Allah, ya Allah, terimalah (penyembelihan hewan korban ini) dariku.
Dari Aisyah radhiyallahu 'anha bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa salam bersabda kepadanya:
يَا عَائِشَةُ، هَلُمِّي الْمُدْيَةَ " ثُمَّ قَالَ: "
اشْحَذِِيهَا بِحَجَرٍ " فَفَعَلَتْ، ثُمَّ أَخَذَهَا وَأَخَذَ الْكَبْشَ
فَأَضْجَعَهُ، ثُمَّ ذَبَحَهُ، وَقَالَ: " بِسْمِ اللهِ، اللهُمَّ
تَقَبَّلْ مِنْ مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ، وَمِنْ أُمَّةِ مُحَمَّدٍ "،
ثُمَّ ضَحَّى بِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
"Wahai Aisyah, ambilkan pisau!" Lalu beliau bersabda lagi, "Asahlah
pisau itu dengan batu!" Maka Aisyah melaksanakan perintah tersebut.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa salam kemudian mengambil pisau itu dan
mengambil domba, lalu membaringkannya dan menyembelihnya. Beliau
membaca doa:
بِسْمِ اللهِ، اللهُمَّ تَقَبَّلْ مِنْ مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ، وَمِنْ أُمَّةِ مُحَمَّدٍ
"Dengan nama Allah, ya Allah terimalah (penyembelihan hewan korban ini) dari Muhammad dan keluarga Muhammad serta umat Muhammad." Beliau lalu menyembelihnya. (HR. Muslim no. 1967, Abu Daud no. 2792, Ahmad no. 24491, Ibnu Hibban no. 5915, Al-Baihaqi no. 19046 dan lain-lain)Jika kita yang menyembelih korban maka bacaannya adalah bismillahi allahumma taqabbal minni (Dengan nama Allah, ya Allah, terimalah dariku).
Seperti diterangkan oleh al-hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam Fathul Bari Syarh Shahih Al-Bukhari, kebolehan menyembelih satu ekor kambing untuk diri sendiri sekaligus untuk orang banyak (seluruh umat Islam) merupakah hak khusus Rasulullah shallallahu 'alaihi wa salam semata.
3. Membaca Bismillah Allahumma minka wa laka, Allahumma taqabbal minni
Artinya: Dengan nama Allah, ya Allah (sembelihan ini) dari-Mu dan untuk-Mu, ya Allah terimalah ia dariku.
Adapun jika menyembelihkan hewan orang lain, maka bacaannya menjadi Bismillah Allahumma minka wa laka, Allahumma taqabbal min fulan.
Artinya: Dengan nama Allah, ya Allah (sembelihan ini) dari-Mu dan untuk-Mu, ya Allah terimalah ia dari si fulan (sebutkan namanya, pent)
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma ia berkata:
قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا: لَا يَذْبَحُ
أُضْحِيَّتَكَ إِلَّا مُسْلِمٌ , وَإِذَا ذَبَحْتَ فَقُلْ: بِسْمِ اللهِ ,
اللهُمَّ مِنْكَ وَلَكَ , اللهُمَّ تَقَبَّلْ مِنْ فُلَانٍ
"Janganlah menyembelihkan hewan sembelihanmu selain seorang muslim.
Dan Jika engkau menyembelihkan (hewan korban milik orang lain), maka
bacalah doa:
بِسْمِ اللهِ , اللهُمَّ مِنْكَ وَلَكَ , اللهُمَّ تَقَبَّلْ مِنْ فُلَانٍ
"Dengan nama Allah, ya Allah (sembelihan ini) dari-Mu dan untuk-Mu, ya Allah terimalah ia dari si fulan."(HR. Al-Baihaqi no. 19168)4. Doa lainnya
Inni wajjahtu wajhiya lilladzi fatharas samawati wal ardha hanifan wa maa ana minal musyrikin. Inna shalati wa nusuki wa mahyaya wa mamati lillahi rabbil 'alamin. Laa syarika lahu wa bi dzalika umirtu wa ana awwalul muslimin. Allahumma minka wa laka.
Berdasar sebuah hadits:
عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، قَالَ: ضَحَّى رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ عِيدٍ، بِكَبْشَيْنِ
فَقَالَ: حِينَ وَجَّهَهُمَا «إِنِّي وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ
السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًا، وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ،
إِنَّ صَلَاتِي، وَنُسُكِي، وَمَحْيَايَ، وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ
الْعَالَمِينَ، لَا شَرِيكَ لَهُ، وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ، وَأَنَا أَوَّلُ
الْمُسْلِمِينَ، اللَّهُمَّ مِنْكَ، وَلَكَ عَنْ مُحَمَّدٍ وَأُمَّتِهِ»
Dari Jabir bin Abdullah radiyallahu 'anhu berkata: "Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa salam berkorban dengan menyembelih dua ekor domba
pada hari raya. Ketika menghadapkan wajah kedua kambing itu (kea rah
kiblat), beliau membaca doa:
إِنِّي وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَوَاتِ
وَالْأَرْضَ حَنِيفًا، وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ، إِنَّ صَلَاتِي،
وَنُسُكِي، وَمَحْيَايَ، وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، لَا
شَرِيكَ لَهُ، وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ، وَأَنَا أَوَّلُ
الْمُسْلِمِينَ،)بِسْمِ اللَّهِ وَاللَّهُ أَكْبَرُ( اللَّهُمَّ مِنْكَ،
وَلَكَ عَنْ مُحَمَّدٍ وَأُمَّتِهِ
"Sesungguhnya aku menghadapkan wajahku kepada Allah Pencipta langit
dan bumi dengan lurus (bertauhid) dan aku bukanlah termasuk golongan
orang-orang musyrik. Sesungguhnya shalatku, penyembelihanku, hidupku dan
matiku hanyalah untuk Allah Rabb seluruh alam. Tiada sekutu bagi-Nya,
demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang
pertama-tama berserah diri kepada Allah.(Dengan nama Allah, Allah Maha Besar)
Ya Allah, (penyembelihan ini adalah karunia) dari-Mu dan milik-Mu, sebagai sembelihan dari Muhammad dan umatnya."(HR. Abu Daud no. 2795, Ibnu Majah no. 3121, Ahmad no. 15022, Ad-Darimi no. 1946, Ibnu Khuzaimah no. 2899 dan Al-Hakim no. 1716. Tambahan lafal Dengan nama Allah, Allah Maha Besar terdapat dalam riwayat Al-Hakim)
Hadits yang terakhir ini dilemahkan oleh imam Asy-Syaukani dalam Nailul Authar Syarh Muntaqal Akhbar karena di dalam sanadnya ada perawi lemah bernama Abu Ayyas bin Nu'man Al-Mu'afiri dan Muhammad bin Ishaq. Adapun syaikh Syu'aib Al-Arnauth berpendapat hadits ini bisa naik kepada derajat hasan sehingga bisa diamalkan.Wallahu a'lam bish-shawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar