Senin, 27 September 2010
Istri: Densus Injak Ghazali Saat Sedang Shalat
Tuesday, 28 September 2010 08:35 Nasional
E-mail Print PDF
Istri terdakwa kasus terorisme Khairul Ghazali mengaku, suaminya ditendang saat menunaikan shalat dan diinjak-injak Densus
Hidayatullah.com--Kesaksian Kartini Panggabean melalui pengacaranya mengungkapkan kronologis penyerbuan Densus 88 ke rumah suaminya, Ustadz Khairul Ghazali di Tanjung Balai beberapa waktu lalu. Menurut keterangan yang diterima Waspada Online, kesaksian itu disampaikan Tim Kuasa Hukum keluarga Ghozali, Adil Akhyar, Ahmad Sofian, dan Ikhwan, Ketiganya bersaudara dengan Ghazali.
Menanggapi itu, Kepala Polda Sumatera Utara, Irjen Oegroseno, meminta pihak keluarga Ghazali untuk melapor ke Mabes Polri atas insiden yang dialami itu. Jika ada penyimpangan secara prosedur yang dilakukan Tim Densus 88 saat menjalankan tugas, pasti akan ada langkah hukumnya.
"Kalau ada indikasi kesalahan secara prosedural dalam penangkapan dan penggrebekan itu, akan ditangani oleh Propam Mabes," kata Oegroseno.Inilah pengakuannya sebagai mena dikutip Waspada Online, Senin, (27/9).
Berikut keterangan yang disampaikan:
Nama saya Kartini Panggabean, kelahiran 20 Februari 1980. Panggilan saya Cici, anak-anak memanggil saya Ummi. Saya adalah isteri dari Ustadz Ghozali, anak-anak memanggilnya Buya, saya memanggilnya Bang Jali. Saya tinggal bersama suami saya di di Jalan Bunga Tanjung Gang Sehat. Saya bersama Bang Jali tinggal bersama empat anak kami. (Umar Shiddiq, Raudah Atika Husna, Ahmad Yasin dan Fathurrahman).
Bang Jali lahir tahun 1963, tamat SD 1971. Kemudian bang Jali Masuk SMP Muhammadiyah di Sei. Sikambing Medan. Bang Jali tidak tamat SMP, berhenti karena protes terhadap sekolah SMP di Indonesia memakai celana pendek (tidak menutup aurat) Secara otodidak Bang Jali belajar menulis.
Dia menjadi kolumnis tetap di beberapa surat kabar yang terbit di Medan. Kemudian Bang Jali ke Malaysia selama 10 tahun. Aktif menjadi wartawan di majalah Islam.
Tahun 1996-2000 bang Jali pulang ke Indonesia menetap di Medan membuka kursus komputer, kemudian ke Malaysia lagi pada tahun 2000-2004 bekerja sebagai penulis buku di beberapa penerbitan. Sejak 2004-2010 menetap di Tanjungbalai sebagai penulis buku-buku agama yang produktif dan semua diterbitkan di Malaysia, lebih kurang 50 judul buku. Ada satu judul buku yang diterbitkan di Indonesia. Selain menulis, Bang Jali juga berprofesi sebagai pengobat tradisional (bekam). Bang Jali juga mengisi pengajian.
Sejak satu bulan terakhir (bulan Agustus 2010), Bang Jali tidak pergi ke mana-mana, atas permintaan saya selaku Ummi anak-anak, alasan saya karena saya sedang hamil tua, hari-hari menjelang persalinan sudah kian dekat. Saya meminta Bang Jali untuk menemani saya melahirkan.
Begitu pun, seingat saya Bang Jali sekali ada pergi ke Medan awal Agustus ke Medan. Itu pun karena menjenguk ibunya di salah satu rumah sakit di Medan. Saya melahirkan anak putera saya yang keempat pada tanggal 28 Agustus 2010 (usianya 3 minggu).
Sejak saya melahirkan bayi yang kami beri nama Fathurrrahman Ramadhan itu, Bang Jali juga tidak ada pergi ke mana-mana karena saya tidak ada teman di rumah.
Di saat waktu Maghrib, hari Minggu sekitar jam 18.45 WIB menjelang Senin malam, tanggal 19 September 2010, saya, bayi saya, dua perempuan dewasa (istri Abu dan teman Deni), Buya, Dani, Deni, Alek, Abdullah, dan 2 orang lagi anak tamu (salah satu dari dua perempuan dewasa), berada di rumah. Jadi, di dalam rumah tersebut 10 orang, terdiri dari 5 laki-laki dewasa, 3 perempuan dewasa, 3 anak-anak. Saat adzan Maghrib terdengar, Bang Jali bersiap-siap melaksanakan shalat Maghrib berjamaah. Bang Jali, Deni, Deden, Alek, Abu mengambil wudhu. Saya bilang kepada Bang Jali, Buya bajunya diganti saja, basah kena air wudhu. Saya berada di ruang tamu, menyusukan anak saya Fathur.
Bersama saya dua perempuan dewasa. di dekat pintu depan rumah, pintu rumah kami hanya di depan, rumah kami tidak ada pintu belakang. Saya memanggil ketiga anak untuk pulang ke rumah, karena sudah masuk waktu Maghrib. Bang Jali dan empat temannya mulai melaksanakan sholat Maghrib berjamaah dengan Bang Jali sebagai imamnya. Mereka sholat di ruang belakang dekat dapur.
Dani, usianya sekitar dua puluh lima tahun tahun adalah murid mengaji Bang Jali. Kerjanya sehari-hari menjahit gorden, dia tinggal di Tanjung Balai. Dani membawa dua orang temannya, Alek (30 tahun) dan Deni (20 tahun) ke rumah. Bang Jali sebelumnya tidak mengenal kedua orang itu. Sejak saat itu, Deni dan Alek menginap di rumah. Tapi Dani tidak menginap di rumah. sedangkan alek dan deni saya tidak mengenalnya.
Mengenai Abu, atau Abdullah (35 tahun), saya tidak jelas orang mana berasalnya. Jadi Deni dan Alek sudah menginap 2 minggu di rumah kami, kedatangan mereka ke Tanjungbalai karena rencana mau cari kerja, saat itu mau hari hari raya. Bang Jali bilang ini sudah dekat hari raya, tidak mungkin ada kerjaan.
Tunggulah habis hari raya. Jadi mereka di rumah kerjanya hanya makan tidur. Seingat saya selama ini tidak ada kegiatan yang mencurigakan.
Tiba-tiba sebuah mobil datang, terdengar suara dari luar ada orang berteriak, “keluar!” Saat itu ketiga anak saya masih bermain di rumah tetangga. Saya mau memanggil anak-anak untuk pulang, saya pun berjalan menuju pintu depan rumah. Saya menyuruh mereka masuk, tapi mereka tidak mau masuk, saya sempat melihat wajah mereka seperti ketakutan. Saya terkejut karena pas saya di depan pintu saya lihat sudah turun dari mobil 30 orang bersenjata.
Anak-anak saya diam tak bersuara. Densus 88 langsung saja menerobos masuk ke dalam rumah dengan bersenjata. Mereka semuanya ada sekitar 30 orang membawa senjata. Mereka dari samping sebagian, masuk ke dalam rumah sebagian, sambil melepaskan tembakan.
Saya sambil menggendong bayi saya, dua perempuan dewasa serta anak-anaknya ditodongkan senjata sama Densus 88. Sepasang daun pintu rumah kami ditunjang (ditendang) sama Densus 88. Tidak ada baku tembak, tidak ada perlawanan dari dalam rumah, karena Bang Jali sedang sholat, sedang membaca surah al-Qur’an sehabis membaca surah al-Fatihah.
Tiba-tiba tiga makmum (Alek, Deni dan Dani) keluar dari shaff (membatalkan sholat mereka) karena mendengar suara ribut tembakan dan segera mengetahui datangnya orang-orang bersenjata. Alek, Dani dan Deni lari menuju kamar mandi. Alek keluar dengan membobol seng (atap) kamar mandi. Orang-orang yang sudah masuk rumah menembaki mereka. Deni dan Dani ditembaki secara membabi buta sewaktu mereka di depan kamar mandi.
Saya, dua perempuan dewasa yang bersama saya, bayi saya yang berumur 20 hari, dan anak tetangga yang balita itu menyaksikan kejadian itu. Jadi dua orang ditembak di kamar mandi, satu orang lagi lari. Bang Jali dan seorang makmumnya, Abu masih tetap melanjutkan sholat, walaupun orang-orang bersenjata itu sudah masuk ke dalam rumah, di ruang belakang dekat dapur. Bang Jali tetap melanjutkan membaca surah al-Qur’an.
Tapi orang-orang bersenjata itu langsung menarik paksa Bang Jali, sholat Bang Jali dihentikan secara paksa. Buya ditunjangi (ditendang) saat sholat kemudian dipijak-pijak (diinjak-injak) hingga babak belur. Saya kasihan melihat Bang Jali karena saat itu dia sedang sakit batuk. Bang Jali diseret sama Densus, bang Jali tak henti-hentinya meneriakkan takbir, Allahu Akbar, Allahu Akbar.
Saya masih dalam todongan senjata bersama dua perempuan dan tiga anak-anak. Kami langsung disuruh ke rumah tetangga sambil ditodong. Saya digiring ke rumah tetangga sambil ditodong senjata, di rumah tetangga. Anak-anak saya dari tadi memang berada di situ. Saya dan anak-anak saya bisa mengintip (melihat dari sela-sela atau lobang) kejadian yang terjadi di rumah kami dari rumah tetangga. Anak-anak saya berteriak-teriak tidak tak henti-hentinya.
“Ummi, Ummi itu Buya, itu Buya.” Anak-anak memberitahu saya mereka melihat Buya mereka dipijak-pijak (diinjak-injak). Mereka menembaki rumah kami dengan membabi buta, walaupun saya sangat yakin Bang Jali tidak ada senjata. Bang Jali hanya terus bertakbir, Allahu akbar, hanya itu yang bisa Bang Jali lakukan.
Mereka menembaki saja walau tidak ada perlawanan. Dari luar mereka menembaki, di dalam juga menembaki, mereka dalam waktu satu jam itu menembak terus dengan membabi buta. Tiba-tiba ada yang menggiring saya keluar, saya dibawa ke mobil Densus 88.
Saya terus menengok (melihat) ke arah Bang Jali tapi sudah tidak terlihat. Saya tengok (lihat) suami kawan saya (Abu) dibawa ke mobil tak berapa lama. Densus membentak saya menanya saya di mana tas Bang Jali. Saya jawab (katakan), “Tengok saja sendiri.” Mereka semua penakut, saya yang disuruh mengambil tas Bang Jali, mereka takut granat, padahal tidak apa-apa di tas Bang Jali.
Satu jam kemudian polisi (dari Polresta Tanjung Balai) datang ke sana, polisi pun rupanya tahu apa-apa mengenai kejadian itu. Densus pergi begitu saja. Saya tidak tahu informasi ke mana Bang Jali dibawa, apakah Bang Jali dibawa ke Medan atau kemana.
Dari pihak Polres malah menanyakan sama saya ke mana Bang Jali dibawa Densus. Saya dinaikkan ke mobil Patroli Polresta Tanjungbalai dibawa ke kantor Polresta Tanjungbalai. Saya tidak dikasih pulang ke rumah.
Esok hari, tanggal 20 September, saya masih tidak dikasih pulang. Sebagian besar anggota Polres Tanjung Balai memperlakukan saya dengan baik, mereka kasihan melihat saya karena menengok anak saya kecil (bayi), tapi ada juga polisi di sini yang jahat dan memperlakukan saya sewenang-wenang.
Saya ingin tahu kabar suami saya. Saya lihat ada koran, saya ambil untuk saya baca. Polisi berpakaian preman itu merampas koran itu dari tangan saya. Hati saya sangat sakit, tapi saya diam saja. Kapolresta baik sama saya. Dia menanyakan saya, apakah mau pulang ke rumah mengambil baju?
Saya sudah bilang sama penyidik cemana (macam mana) ini, Pak, kalau saya masuk tahanan jelas status saya, tapi di sini saya tidak jelas sebagai apa, saya tidak tahu apa-apa. Kata penyidik tunggu kabar dari Medan saja, baru saya kasih informasi di sini.
Saya sedih karena Bang Jali tak bisa dijumpai, karena dia sudah babak belur dipijak-pijak dua puluhan orang. Mereka main serbu saja, mereka itu begitu datang tak ada basa-basi lagi. Dinding rumah kami rusak. Polisi pun tidak boleh lewat-lewat di situ selama satu jam itu.
Padahal kan semua pakai peraturan. Polresta Tanjungbalai membantu saya mempertemukan saya dengan keluarga saya agar anak-anak saya yang empat orang tidak tinggal di tahanan. Saya dipinjamkan telepon sama Polisi untuk menelepon adiknya agar saya bisa menitipkan anak-anak saya kepada keluarga kecuali yang bayi tetap bersama saya, karena dia masih saya susukan umurnya kan baru 3 minggu.
Pada 20 September 2010 sekitar jam 09.00 WIB pagi saya pertama kali menghubungi keluarga. Saya mengasih tahu, saya sekarang di Polresta Tanjung Balai, tidak boleh keluar dari sini karena saya kata polisi dijadikan saksi. Adik saya ke ke Tanjung Balai hari Senin, 20 September itu juga, adik saya menjenguk saya. Kondisi saya sudah beberapa hari tetap tak jelas, tidak dikasih pulang, padahal saya sudah di BAP hari Minggu sampai sekarang tidak keluar-keluar.
Tidak jelas, tidak boleh pulang, soalnya tidak ada yang mau datang menjenguk saya, adik saya pun hanya datang untuk mengambil si Umar, dibawa ke sana, kasihan bang Jali. Di sini saya bayi saya tidur dan hidup di sebuah ruangan yang menyerupai gudang kertas-kertas, hanya beralas tikar plastik, kasihan Fathur (bayi saya), baru 3 minggu usianya. [was/hidayatullah.com]
DO’A dan BERDO’ALAH ♥♥
Oleh Saif Al Battar pada Senin 27 September 2010, 02:33 AM
Saudara-saudariku tercinta yang tidak sombong dan senantiasa berdo’a kepada Allah ta’ala…
Do’a dalam Islam adalah salah satu pintu munajat, dan cara untuk menghadapkan diri kepada Allah ta’ala, Rabb Yang Mahaluas pemberian-Nya. Do’a juga merupakan kunci pembuka bagi kita untuk sampai kepada sifat raja’ (berharap hanya kepada Allah ta’ala) kepada Allah jalla wa ‘ala, semulia-mulianya Rabb yang diminta dan diharapkan, telah menganjurkan kepada kita untuk berdo’a kepada-Nya. Sungguh DIA-lah Rabb Yang Mahaberkah dan Mahatinggi.
Dalam al-Qur’an, Allah subhanahu wa ta’ala berfirman :
“Berdoalah kepada Rabb-mu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.” (QS. al-A’raaf {7}: 55),
“Katakanlah: "Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai al-asmaaul husna (nama-nama yang terbaik) dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan janganlah pula merendahkannya dan carilah jalan tengah di antara kedua itu.” (QS. al-Israa’ {17}: 110),
“Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.” (QS. al-Mu’min {40}: 60).
Wahai saudara-saudariku tersayang rahiimakumullaah…
Kita semua meyakini bahwa sebaik-baik perkataan adalah kitab Allah ta’ala. Kita juga meyakini bahwa jalan-Nya adalah sebenar-benarnya jalan, dan satu-satunya jalan yang layak untuk diikuti serta dilewati.
Oleh karena itu terlintas dalam pikiranku untuk meneliti do’a-do’a yang terdapat dalam al-Qur’an, kemudian menjadikannya dalam satu rangkaian. Sungguh Jean yaqin seyakin-yakinnya bahwa do’a-do’a yang terdapat dalam al-Qur’an itu adalah sebaik-baik do’a, karena itulah do’a-do’a yang diajarkan langsung oleh Allah ta’ala kepada semua hamba-Nya.
Semoga ringkasan tentang do’a-doa tersebut berikut ini, hendaknya dapat engkau simpan, pelajari, dan amalkanlah dengan penuh kesadaran. Semoga Allah subhanahu wa ta’ala senantiasa memberikan hidayah-Nya dan menunjukkan kita kepada jalan yang lurus. Allahumma aamiin…
01. Surah al-Fatihah : “Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Yang menguasai di Hari Pembalasan. Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.” (QS. al-Fatihah {1}: 1-7).
02. Surah al-Baqarah 32 : “Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS. al-Baqarah {2}: 32).
03. Surah al-Baqarah 126-128 : “Ya Rabbku, jadikanlah negeri ini, negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman diantara mereka kepada Allah dan hari kemudian. Ya Rabb kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. al-Baqarah {2}: 126-128).
04. Surah al-Baqarah 136 : “Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma'il, Ishaq, Ya'qub dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Rabb-nya. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun diantara mereka dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya.” (QS. al-Baqarah {2}: 136).
05. Surah al-Baqarah 201 : “Ya Rabb kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS. al-Baqarah {2}: 201).
06. Surah al-Baqarah 250 : “Ya Rabb kami, tuangkanlah kesabaran atas diri kami, dan kokohkanlah pendirian kami dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir.” (QS. al-Baqarah {2}: 250).
07. Surah al-Baqarah 285-286 : “Ampunilah kami ya Rabb kami dan kepada Engkaulah tempat kembali. Ya Rabb kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Rabb kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Rabb kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri ma'aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.” (QS. al-Baqarah {2}: 285-286).
08. Surah Ali Imran 8-9 : “Ya Rabb kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia). Ya Rabb kami, sesungguhnya Engkau mengumpulkan manusia untuk (menerima pembalasan pada) hari yang tak ada keraguan padanya." Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji.” (QS. Ali Imran {3}: 8-9).
09. Surah Ali Imran 16 : “Ya Rabb kami, sesungguhnya kami telah beriman, maka ampunilah segala dosa kami dan peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS. Ali Imran {3}: 16).
10. Surah Ali Imran 38 : “Ya Rabb-ku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa.” (QS. Ali Imran {3}: 38).
11. Surah Ali Imran 53 : “Ya Rabb kami, kami telah beriman kepada apa yang telah Engkau turunkan dan telah kami ikuti rasul, karena itu masukanlah kami ke dalam golongan orang-orang yang menjadi saksi (tentang keesaan Allah).” (QS. Ali Imran {3}: 53).
12. Surah Ali Imran 147 : “Ya Rabb kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebih-lebihan dalam urusan kami dan tetapkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.” (QS. Ali Imran {3}: 147).
13. Surah Ali Imran 173 : “Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung.” (QS. Ali Imran {3}: 173).
14. Surah Ali Imran 191-194 : “Ya Rabb kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. Ya Rabb kami, sesungguhnya barangsiapa yang Engkau masukkan ke dalam neraka, maka sungguh telah Engkau hinakan ia, dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun.
Ya Rabb kami, sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang menyeru kepada iman, (yaitu): "Berimanlah kamu kepada Rabb-mu", maka kamipun beriman. Ya Rabb kami, ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang banyak berbakti.
Ya Rabb kami, berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami dengan perantaraan rasul-rasul Engkau. Dan janganlah Engkau hinakan kami di hari kiamat. Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji. (QS. Ali Imran {3}: 191-194).
15. Surah an-Nisa’ 75 : “Ya Rabb kami, keluarkanlah kami dari negeri ini (Mekah) yang zalim penduduknya dan berilah kami pelindung dari sisi Engkau, dan berilah kami penolong dari sisi Engkau.” (QS. an-Nisa’ {4}: 75).
16. Surah al-Maa’idah 83 : “Ya Rabb kami, kami telah beriman, maka catatlah kami bersama orang-orang yang menjadi saksi (atas kebenaran Al Quran dan kenabian Muhammad s.a.w.).” (QS. al-Maa’idah {5}: 83).
17. Surah al-A’raaf 23 : “Ya Rabb kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.” (QS. al-A’raaf {7}: 23).
18. Surah al-A’raaf 47 : “Ya Rabb kami, janganlah Engkau tempatkan kami bersama-sama orang-orang yang zalim itu.” (QS. al-A’raaf {7}: 47).
19. Surah al-A’raaf 89 : “Kepada Allah sajalah kami bertawakkal. Ya Rabb kami, berilah keputusan antara kami dan kaum kami dengan hak (adil) dan Engkaulah Pemberi keputusan yang sebaik-baiknya.” (QS. al-A’raaf {7}: 89).
20. Surah al-A’raaf 126 : “Ya Rabb kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami dan wafatkanlah kami dalam keadaan berserah diri (kepada-Mu).” (QS. al-A’raaf {7}: 126).
21. Surah al-A’raaf 155-156 : “Apakah Engkau membinasakan kami karena perbuatan orang-orang yang kurang akal di antara kami? Itu hanyalah cobaan dari Engkau, Engkau sesatkan dengan cobaan itu siapa yang Engkau kehendaki dan Engkau beri petunjuk kepada siapa yang Engkau kehendaki. Engkaulah Yang memimpin kami, maka ampunilah kami dan berilah kami rahmat dan Engkaulah Pemberi ampun yang sebaik-baiknya. Dan tetapkanlah untuk kami kebajikan di dunia ini dan di akhirat; sesungguhnya kami kembali (bertaubat) kepada Engkau.” (QS. al-A’raaf {7}: 155-156).
22. Surah Yunus 85-86 : “Kepada Allahlah kami bertawakkal! Ya Rabb kami; janganlah Engkau jadikan kami sasaran fitnah bagi kaum yang'zalim, dan selamatkanlah kami dengan rahmat Engkau dari (tipu daya) orang-orang yang kafir.” (QS. Yunus {10}: 85-86).
23. Surah Huud 47 : “Ya Rabb-ku, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari memohon kepada Engkau sesuatu yang aku tiada mengetahui (hakekat)nya. Dan sekiranya Engkau tidak memberi ampun kepadaku, dan (tidak) menaruh belas kasihan kepadaku, niscaya aku akan termasuk orang-orang yang merugi.” (QS. Huud {11}: 47).
24. Surah Yusuf 101 : “Ya Rabb-ku, sesungguhnya Engkau telah menganugerahkan kepadaku sebahagian kerajaan dan telah mengajarkan kepadaku sebahagian ta'bir mimpi. (Ya Rabb) Pencipta langit dan bumi. Engkaulah Pelindungku di dunia dan di akhirat, wafatkanlah aku dalam keadaan Islam dan gabungkanlah aku dengan orang-orang yang saleh.” (QS. Yusuf {12}: 101).
25. Surah Ibrahim 40-41 : “Ya Rabb-ku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, ya Rabb kami, perkenankanlah doaku. Ya Rabb kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapaku dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat).” (QS. Ibrahim {14}: 40-41).
26. Surah al-Israa’ 24 : “Wahai Rabb-ku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.” (QS. al-Israa’ {17}: 24).
27. Surah al-Israa’ 80 : “Ya Rabb-ku, masukkanlah aku secara masuk yang benar dan keluarkanlah (pula) aku secara keluar yang benar dan berikanlah kepadaku dari sisi Engkau kekuasaan yang menolong.” (QS. al-Israa’ {17}: 80).
28. Surah al-Kahfi 10 : “Wahai Rabb kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini).” (QS. al-Kahfi {18}: 10).
29. Surah Thaahaa 25-28 : “Ya Rabb-ku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku.” (QS. Thaahaa {20}: 25-28).
30. Surah Thaahaa 114 : “Ya Rabb-ku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan.” (QS. Thaahaa {20}: 114).
31. Surah al-Anbiyaa’ 89 : “Ya Rabb-ku janganlah Engkau membiarkan aku hidup seorang diri dan Engkaulah Waris Yang Paling Baik.” (QS. al-Anbiyaa’ {21}: 89).
32. Surah al-Mu’minun 29 : “Ya Rabb-ku, tempatkanlah aku pada tempat yang diberkati, dan Engkau adalah sebaik-baik Yang memberi tempat.” (QS. al-Mu’minun {23}: 29).
33. Surah al-Mu’minun 93-94 : “Ya Rabbku, jika Engkau sungguh-sungguh hendak memperlihatkan kepadaku azab yang diancamkan kepada mereka, ya Rabb-ku, maka janganlah Engkau jadikan aku berada di antara orang-orang yang zalim.” (QS. al-Mu’minun {23}: 93-94).
34. Surah al-Mu’minun 97-98 : “Ya Rabb-ku aku berlindung kepada Engkau dari bisikan-bisikan syaitan. Dan aku berlindung (pula) kepada Engkau ya Rabbku, dari kedatangan mereka kepadaku.” (QS. al-Mu’minun {23}: 97-98).
35. Surah al-Mu’minun 109 : “Ya Rabb kami, kami telah beriman, maka ampunilah kami dan berilah kami rahmat dan Engkau adalah Pemberi rahmat Yang Paling Baik.” (QS. al-Mu’minun {23}: 109).
36. Surah al-Furqaan 65-66 : “Ya Rabb kami, jauhkan azab jahannam dari kami, sesungguhnya azabnya itu adalah kebinasaan yang kekal. Sesungguhnya jahannam itu seburuk-buruk tempat menetap dan tempat kediaman.” (QS. al-Furqaan {25}: 65-66).
37. Surah al-Furqaan 74 : “Dan orang orang yang berkata: "Ya Rabb kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. al-Furqaan {25}: 74).
38. Surah asy-Syu’araa’ 78-85 : “(yaitu Rabb) Yang telah menciptakan aku, maka Dialah yang menunjuki aku, dan Rabb-ku, Yang Dia memberi makan dan minum kepadaku, dan apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku, dan Yang akan mematikan aku, kemudian akan menghidupkan aku (kembali), dan Yang amat kuinginkan akan mengampuni kesalahanku pada hari kiamat. Ya Rabb-ku, berikanlah kepadaku hikmah dan masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang saleh, dan jadikanlah aku buah tutur yang baik bagi orang-orang (yang datang) kemudian, dan jadikanlah aku termasuk orang-orang yang mempusakai surga yang penuh kenikmatan.” (QS. asy-Syu’araa’ {26}: 78-85).
39. Surah asy-Syu’araa’ 87-89 : “Janganlah Engkau hinakan aku pada hari mereka dibangkitkan, (yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.” (QS. asy-Syu’araa’ {26}: 87-89).
40. Surah an-Naml 19 : “Ya Rabb-ku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh.” (QS. an-Naml {27}: 19).
41. Surah al-Qashash 16 : “Ya Rabb-ku, sesungguhnya aku telah menganiaya diriku sendiri karena itu ampunilah aku.” (QS. al-Qashash {28}: 16).
42. Surah al-Qashash 17 : “Ya Rabb-ku, demi nikmat yang telah Engkau anugerah-kan kepadaku, aku sekali-kali tiada akan menjadi penolong bagi orang- orang yang berdosa.” (QS. al-Qashash {28}: 17).
43. Surah al-Qashash 21 : “Ya Rabb-ku, selamatkanlah aku dari orang-orang yang zalim itu.” (QS. al-Qashash {28}: 21).
44. Surah al-Qashash 22 : “Mudah-mudahan Rabb-ku memimpinku ke jalan yang benar.” (QS. al-Qashash {28}: 22).
45. Surah al-Qashash 24 : “Ya Rabb-ku sesungguhnya aku sangat memerlukan sesuatu kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku.” (QS. al-Qashash {28}: 24).
46. Surah ash-Shaaffaat 100 : “Ya Rabb-ku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh.” (QS. ash-Shaaffaat {37}: 100).
47. Surah al-Mu’min 7-9 : “Ya Rabb kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka dari siksaan neraka yang menyala-nyala, ya Rabb kami, dan masukkanlah mereka ke dalam syurga 'Adn yang telah Engkau janjikan kepada mereka dan orang-orang yang saleh di antara bapak-bapak mereka, dan isteri-isteri mereka, dan keturunan mereka semua. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana, dan peliharalah mereka dari (balasan) kejahatan. Dan orang-orang yang Engkau pelihara dari (pembalasan) kejahatan pada hari itu maka sesungguhnya telah Engkau anugerahkan rahmat kepadanya dan itulah kemenangan yang besar.” (QS. al-Mu’min {40}: 7-9).
48. Surah al-Ahqaaf 15 : “Ya Rabb-ku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.” (QS. al-Ahqaaf {46}: 15).
49. Surah al-Hasyr 10 : "Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang." (QS. al-Hasyr {59}: 10).
50. Surah al-Mumtahanah 4-5 : “Ya Rabb kami hanya kepada Engkaulah kami bertawakkal dan hanya kepada Engkaulah kami bertaubat dan hanya kepada Engkaulah kami kembali. Ya Rabb kami, janganlah Engkau jadikan kami (sasaran) fitnah bagi orang-orang kafir. Dan ampunilah kami ya Rabb kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. al-Mumtahanah {60}: 4-5).
51. Surah at-Tahrim 8 : “Ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. at-Tahrim {66}: 8).
52. Surah Nuh 26-28 : “Ya Rabb-ku, janganlah Engkau biarkan seorangpun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi. Sesungguhnya jika Engkau biarkan mereka tinggal, niscaya mereka akan menyesatkan hamba-hamba-Mu, dan mereka tidak akan melahirkan selain anak yang berbuat ma'siat lagi sangat kafir. Ya Rabb-ku Ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain kebinasaan.” (QS. Nuh {71}: 26-28).
53. Surah al-Falaq 1-5 : “Aku berlindung kepada Rabb Yang Menguasai subuh, dari kejahatan makhluk-Nya, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul, dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki.” (QS. al-Falaq {113}: 1-5).
54. Surah an-Nas 1-6 : “Aku berlidung kepada Rabb (yang memelihara dan menguasai) manusia. Raja manusia. Sembahan manusia. Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia.” (QS. an-Nas {114}: 1-6).
Wahai saudara-saudariku rahimakumullaah yang mencintai DO’A dan mengamalkannya dengan gembira, demikianlah ringkasan yang terangkum dalam 54 Bagian do’a-do’a yang terdapat di dalam kitab kita tercinta, al-Qur’an al-Qariim. Hendaknya hafalkanlah, dan jadikan mereka (juga) sebagai bacaan-bacaan dalam sholat kita.
Subhanallah, sungguh Allah tabaraka wa ta’ala yang Mahamengetahui.
Barakallahu fiikum,
Wasslamu’alaykum wr.wb.
Source: http://arrahmah.com/index.php/blog/read/9281/doa-dan-berdoalah#ixzz10mdkvKpq
GHOSHOB
Jika di pesantren, istilah ini sudah sangat familiar. Hanya saja pengertian dan prakteknya sesungguhnya ada perbedaan dari makna ghoshob s...
-
"Laa tudrikuhul abshaaru wa huwa yudrikul abshaar. Wahuwal lathiiful khabiir." Faedahnya: 1. Apabila diwirid/dibaca sebanyak 8x se...
-
kodepos.nomor.net